Wakil Ketua Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf mengkritik kinerja satu tahun Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, warga Ibu Kota masih dihadapkan pada segudang masalah, termasuk kerapnya dilanda kebakaran.
Menyikapi itu, Wakil Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto mengatakan Nurhayati tak perlu ikut campur urusan rumah tangga partai lain. Di Demokrat sendiri, juga sering dilanda 'kebakaran'.
"Ya kami menyarankan sebaiknya Bu Nurhayati membereskan kebakaran politik di internal partainya, dari pada mengurus rumah tangga parpol lain," kata Hasto saat diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (26/10/2013).
Menurutnya, fenomena saling serang antar parpol terjadi sejak tahun 2009 yang mencerminkan demokrasi yang sangat liberal. Pada Tahun 2009 kemarin, liberalisasi politik dan ekonomi disebut mencapai puncaknya.
"Kita tidak ingin ikut terjadi karena PDI-P tampil lebih baik lah, orang-orang ikutin tren jadi capres, mendadak menjadi capres. PDI-P tenang-tenang saja," jelasnya.
Hasto mengungkapkan fenomena saling serang harusnya tidak boleh terjadi dalam negara demokrasi. Apalagi menghalalkan segala cara untuk memenangkan pemilu.
"Ya sebenarnya dalam demokrasi kita tak boleh terjadi, politik menghalalkan cara tak boleh terjadi," tegasnya.
Hasto juga mengatakan pernyataan Guruh Sukarno Putra soal Jokowi tak layak nyapres, dinilai sebagai pendapat pribadi Guruh.
"Itu sangat-sangat pribadi, dan Mas Guruh juga ikut Rakernas. Kalau berbicara dengan kepemimpinan dan program-program partai, ya tiap anggota partai punya hak untuk berbicara di situ," katanya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar