Warga Solo memberikan dukungan kepada mantan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Mereka meminta agar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang akan menggelar Rakernas untuk mengajukan nama Jokowi yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sebagi capres, bukan calon lain.
Dukungan diberikan lewat secarik kertas yang berisi pesan cinta dari warga Solo. Kertas yang jumlahnya puluhan itu berserakan di pinggir jalan. Di depan kertas itu, terpampang poster cukup besar bergambar wajah Jokowi dengan latar belakang bendera merah putih.
Pemandangan itu terlihat di ruas Jalan Slamet Riyadi, depan museum Radya Pustaka saat Car Free Day (CFD), Minggu (1/9/2013) pagi. Warga Solo yang melintas bebas menuliskan pesan cintanya kepada Jokowi yang pernah memimpin mereka selama dua periode itu.
Awalnya, warga terlihat malu-malu menuliskan pesan cintanya. Namun beberapa saat kemudian, warga malah berebut menuliskan pesan. Apalagi hanya tersedia satu pena saja. Bahkan panitia sampai kehabisan kertas kosong.
"Saya sangat mendukung Pak Jokowi maju capres. Jangan Bu Mega (Megawati)," kata Naila Miftahzani, seorang pengunjung CFD yang ikut menuliskan pesannya.
Remaja yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) ini menulis kalimat "Pak Jokowi, doa masyarakat Solo untuk Bapak. Semoga menjadi Presiden RI yang bisa menata dan memperbaiki negeri ini".
Remaja 21 tahun ini lebih memilih Jokowi ketimbang Megawati sebagai Capres PDI-P karena lebih karena pertimbangan pemimpin muda. Sebab baginya, Megawati adalah orang lama yang sudah beberapa kali nyapres.
"Harus ada calon baru, yang lebih mempunyai visi dan inovasi. Dan Jokowi adalah harapan bagi banyak orang," katanya.
Suparjo, warga lainnya menuliskan kalimat "Jokowi adalah sosok pemimpin rakyat. Meski ndeso, tapi sederhana dan tidak neko-neko". Pria 37 tahun warga Kecamatan Laweyan ini bahkan berharap Jokowi bisa diduetkan dengan mantan wakil presiden Jusuf Kalla.
"Saya kira dua tokoh itu adalah duet yang cocok. Sebab perpaduan antara Jawa dan luar Jawa. Tak masalah Jokowi meninggalkan jabatannya (Gubernur DKI) demi kepentingan orang yang lebih banyak," harap Suparjo.
Dilaporkan oleh Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar