Walaupun bukan seorang warga asli Betawi, Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo (Jokowi) menunjukkan rasa cintanya kepada budaya Betawi. Hal itu ia
tunjukkan ketika membuka dan menghadiri Lebaran Betawi, di Silang
Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (1/9/2013).
Bersama rombongannya, Jokowi tiba di area sekitar pukul 10.00 WIB. From head to toe
Jokowi tampil dengan busana adat Betawi. Mulai dari peci, baju
tradisional khas betawi ujung serong dan kain sarung betawi menambah
menarik penampilan Jokowi.
Kehadiran Jokowi di acara itu menarik perhatian ratusan
pengunjung yang memadati Monas pagi itu. Ondel-ondel pun mengiringi
kedatangan Jokowi. Sebelum memasuki area Lebaran Betawi, Jokowi
"dihadang" oleh beberapa pendekar yang melaksanakan tradisi palang
pintu. Para pendekar itu kemudian saling bersahut pantun dan langsung
beraksi memamerkan jurus-jurus silat mereka.
Setelah diterima oleh pendekar palang pintu, Jokowi kemudian
duduk bersama pimpinan Bamus Betawi, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta
Edi Nalapraya dan tokoh agama, Tuti Alawiyah. Di sebuah panggung yang
bernuansa betawi itu, penyampaian sambutan Jokowi berbeda dari lainnya.
Ia kembali menggunakan bahasa betawi dalam menyampaikan sambutannya. Hal
itu pernah juga ia lakukan saat Ulang Tahun Jakarta, 22 Juni 2013 lalu.
Seperti biasa ia memulainya dengan pantun betawi.
"Beli jahe tambah merice, bikin manisan pake kapulage, ati aye amatlah bahagie, rayain lebaran ame warge," kata Jokowi dalam sambutannya.
Suasana silang Monas menjadi tambah cair ketika Jokowi
melemparkan pantunnya. Para pengunjung yang sebagian besar adalah
ibu-ibu mulai mendekati podium tempat Jokowi menyampaikan sambutannya.
Tak hanya berpantun Betawi, sambutan Jokowi juga disampaikan dalam
bahasa Betawi. Walaupun terbata-bata, akhirnya Jokowi dapat
menyelesaikan penyampaian sambutannya itu.
"Enyak, babe, encang, encing, abang, empok, dan hadirin yang
saya hormatin, dalem pandangan saye, hakekat Lebaran Betawi ialah
kepatutan nyang soheh, makjana komunikasi, dan silaturahmi masyarakat
Jakarta yang berkelar-kelir," kata Jokowi.
"Sebagai Gubernur Provinsi DKI Jakarta, saye mau pesen, nyok
kita rawat dan jaga tradisi baik dalam masyarakat budaya Betawi. Lebaran
Betawi kudu dijadiin tempat belajar bagi generasi muda dan siapa aja
nyang pengen tahu dan ungkapin apresiasi terhadap seni budaya Betawi," lanjutnya.
Seusai menyampaikan sambutannya, Jokowi kemudian diarak menuju
panggung lainnya untuk menerima hantaran dari para wali kota dan bupati.
Bupati Kepulauan Seribu Asep Syarifudin beserta rombongan membawa
hantaran berupa keripik sukun, udang bengkok, dan rajungan.
Berturut-turut Wali kota Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan,
Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat memberikan hantaran mereka kepada
Jokowi. Mulai dari kue cucur, asinan betawi, kue pepe, aloe vera, kue
semprong, dodol betawi, bandeng presto, semur jengkol, hingga roti
buaya. Jokowi menerima semua hantaran itu.
Tak berhenti sampai di situ, Jokowi berkeliling melihat
kebudayaan Betawi masing-masing stand lima wilayah dan kabupaten Ibu
Kota. Mantan Wali Kota Surakarta itu harus berada dengan panas terik dan
warga yang mengerubutinya. Ia pun tampak kesulitan untuk berjalan dari
satu wilayah ke wilayah lainnya. Perlu penjagaan beberapa pihak untuk
dapat menjaga orang nomor satu di Ibu Kota itu. Kemana Jokowi melangkah,
disitulah warga selalu mengikuti gerak-geriknya. Para awak media pun
kesulitan untuk dapat mendekati Jokowi.
Momen berharga
Jokowi mengaku terkejut mengetahui banyaknya makanan tradisional
khas Betawi yang dihantarkan kepadanya saat membuka lebaran betawi.
Melalui acara seperti lebaran betawi, kata dia, banyak masyarakat yang
jadi mengerti masih banyak makanan-makanan khas Betawi yang tidak
diketahui sebelumnya.
Acara seperti lebaran betawi merupakan kekuatan karakter dan
identitas sebuah kota. Ia pun tidak mau Jakarta sampai kalah dan
ketinggalan dengan kota lainnya di Indonesia yang juga mengangkat nilai
kebudayaan mereka. Jokowi kemudian berpesan kepada lima wali kota dan
bupati untuk melestarikan makanan maupun budaya khas wilayah mereka
masing-masing.
"Oleh sebab itu, tahun depan mulai dirancang mungkin dua, tiga,
atau seminggu, acara ini diselenggarakan untuk pengenalan budaya betawi
sebagai karakter dan identitas kota," kata Jokowi.
Dalam acara itu, kata Jokowi, akan melibatkan lebih banyak anak
muda dan remaja. Dengan cara itu, Jokowi berharap akan banyak
menumbuhkan bibit dan generasi baru yang melestarikan budaya Betawi. Tak
hanya makanan, tapi juga melestarikan pakaian adat betawi, kebudayaan
betawi, dan senjata khas betawi.
Sebagai titik awal pelestarian budaya Betawi itu, Jokowi akan
menyelenggarakan Jakarta Night Market di sepanjang Jalan Medan Merdeka
Selatan pada Oktober 2013. Pasar malam itu akan diselenggarakan tiap
malam minggu atau Sabtu malam dan didominasi dengan panganan khas
Betawi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar