Perekonomian Indonesia mungkin sudah masuk dalam tingkat
mengkhawatirkan. Besarnya subsidi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat
daya saing Indonesia sulit berkembang.
Salah satu dampaknya sudah bisa dilihat saat ini yaitu melemahnya
nilai tukar karena banyaknya uang yang dikeluarkan negara untuk impor
BBM.
Ekonom Didik J Rachbini menyebut siapapun nanti yang menjadi presiden
apakah itu Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie ataupun Mahfud MD tidak akan bisa menyelesaikan ini. Termasuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) yang namanya melesat beberapa bulan terakhir dalam survei politik.
Sebab, subsidi BBM juga sudah menjadi permainan politik pemerintah
saat ini. Kebijakan ini tetap dipertahankan, meski sudah berkali-kali
disampaikan pengamat, menggerus cadangan devisa.
"Jokowi, Prabowo, Aburizal Bakri, Mahfud M.D, itu saya yakin mereka
tidak akan bisa menjalankan janjinya. Tidak ada sisanya karena habis
untuk impor BBM dan subsidi," kata Didik di Kadin, Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Menurut Didik saat ini pemerintah tidak mampu membangun infrastruktur
Indonesia karena sudah tidak mempunyai dana lagi. Salah satunya adalah
jalan, di mana pemerintah dalam setahun hanya mampu membuat 100
kilometer jalan baru per tahun.
"Pemerintah hanya mampu membangun 100 km jalan baru sekarang. Kalau
tidak ada subsidi, setiap tahun 10.000 km jalan. Itu jalan kota,"
katanya.
Menurut Didik, tidak ada jalan lain terkecuali menghapus subsidi BBM.
Presiden yang terpilih pada 2014 harus berani mengambil langkah tak
populis itu, supaya anggaran infrastruktur bisa bertambah, dan ekonomi
Indonesia kembali memiliki daya saing.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar