Pembangunan megaproyek tanggul raksasa atau Giant Sea Wall
di pantai utara Jakarta masih terkendala oleh sejumlah hal. Target
pembangunan pada pertengahan 2014 kemungkinan besar tidak tercapai.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ada tiga kendala dalam
tanggul raksasa yang digagas oleh mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo
tersebut. Kendala pertama adalah belum rampungnya rancangan besar
tanggul. Pemerintah Provinsi DKI juga belum membebaskan sejengkal tanahpun untuk lahan pembangunan tanggul itu. Pelaksana proyek tersebut
juga belum diatur.
"Penginnya semua cepat toh, tapi mau gimana. Kita
kejar-kejaran loh, level air laut makin tinggi kan. Air tanah juga
semakin turun," ujarnya seusai bertemu Direktur Jenderal Sumber Daya Air
dan Mineral Kementerian Pekerjaan Umum Muhammad Hasan di Balaikota
Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Dalam waktu dekat, kata Jokowi, ia akan menentukan terlebih dahulu
tanggung jawab tiap-tiap pihak yang terlibat pembangunan itu, yakni
Dinas Pekerjaan Umum DKI, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan
Perencanaan dan Pengelolaan Nasional atau Bappenas. Setelah membagi-bagi
tanggung jawab pembangunan ke instansi tersebut, maka tinggal
melaksanakan tahap pembebasan lahan.
"DKI kebagian kerja apa, Kementerian PU kerja apa. Kan kalau sudah jelas, langsung kebut-kebutan, wong anggaran kita juga ada kok," ujarnya.
Meski masih dibelit sejumlah kendala, Jokowi optimistis proyek yang
digadang-gadang bisa menjaga Jakarta dari bahaya banjir rob tersebut
dapat mulai dikerjakan pada pertengahan tahun 2014. Dia berharap tepat
waktu.
Ide pembangunan Giant Sea Wall muncul pada masa kepemimpinan
Fauzi Bowo. Tanggul raksasa ini dibangun untuk menanggulangi banjir,
khususnya di sisi utara Jakarta, hingga seribu tahun ke depan. Tanggul
ini juga difungsikan untuk mencegah terjadinya banjir rob yang lebih
besar serta sebagai sumber air bersih. Selain Pemprov DKI Jakarta,
pembangunan Giant Sea Wall akan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti Kementerian PU dan Bappenas.
Fauzi Bowo pernah melibatkan Pemerintah Belanda dalam perancangan
proyek itu karena Belanda telah berpengalaman dalam membuat bendungan.
Ada jalan melingkar serta pusat pertumbuhan ekonomi baru di atas tanggul
itu.
Sebelum prediksi rob di seluruh pantai utara Jawa terjadi, proyek ini harus sudah selesai. Selama proyek Giant Sea Wall
belum berjalan, Pemprov DKI dalam waktu dekat membangun pabrik
penjernihan air di Curug, Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan
solusi jangka pendek memenuhi kebutuhan air bersih Jakarta, sementara
solusi jangka panjang adalah membangun tanggul raksasa.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar