Jumat, 06 September 2013

Ini Kendala Jokowi Bangun Giant Sea Wall

Pembangunan megaproyek tanggul raksasa atau Giant Sea Wall di pantai utara Jakarta masih terkendala oleh sejumlah hal. Target pembangunan pada pertengahan 2014 kemungkinan besar tidak tercapai.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, ada tiga kendala dalam tanggul raksasa yang digagas oleh mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo tersebut. Kendala pertama adalah belum rampungnya rancangan besar tanggul. Pemerintah Provinsi DKI juga belum membebaskan sejengkal tanahpun untuk lahan pembangunan tanggul itu. Pelaksana proyek tersebut juga belum diatur.
"Penginnya semua cepat toh, tapi mau gimana. Kita kejar-kejaran loh, level air laut makin tinggi kan. Air tanah juga semakin turun," ujarnya seusai bertemu Direktur Jenderal Sumber Daya Air dan Mineral Kementerian Pekerjaan Umum Muhammad Hasan di Balaikota Jakarta, Jumat (6/9/2013).
Dalam waktu dekat, kata Jokowi, ia akan menentukan terlebih dahulu tanggung jawab tiap-tiap pihak yang terlibat pembangunan itu, yakni Dinas Pekerjaan Umum DKI, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Perencanaan dan Pengelolaan Nasional atau Bappenas. Setelah membagi-bagi tanggung jawab pembangunan ke instansi tersebut, maka tinggal melaksanakan tahap pembebasan lahan.
"DKI kebagian kerja apa, Kementerian PU kerja apa. Kan kalau sudah jelas, langsung kebut-kebutan, wong anggaran kita juga ada kok," ujarnya.
Meski masih dibelit sejumlah kendala, Jokowi optimistis proyek yang digadang-gadang bisa menjaga Jakarta dari bahaya banjir rob tersebut dapat mulai dikerjakan pada pertengahan tahun 2014. Dia berharap tepat waktu.
Ide pembangunan Giant Sea Wall muncul pada masa kepemimpinan Fauzi Bowo. Tanggul raksasa ini dibangun untuk menanggulangi banjir, khususnya di sisi utara Jakarta, hingga seribu tahun ke depan. Tanggul ini juga difungsikan untuk mencegah terjadinya banjir rob yang lebih besar serta sebagai sumber air bersih. Selain Pemprov DKI Jakarta, pembangunan Giant Sea Wall akan melibatkan berbagai instansi terkait, seperti Kementerian PU dan Bappenas.
Fauzi Bowo pernah melibatkan Pemerintah Belanda dalam perancangan proyek itu karena Belanda telah berpengalaman dalam membuat bendungan. Ada jalan melingkar serta pusat pertumbuhan ekonomi baru di atas tanggul itu.
Sebelum prediksi rob di seluruh pantai utara Jawa terjadi, proyek ini harus sudah selesai. Selama proyek Giant Sea Wall belum berjalan, Pemprov DKI dalam waktu dekat membangun pabrik penjernihan air di Curug, Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan solusi jangka pendek memenuhi kebutuhan air bersih Jakarta, sementara solusi jangka panjang adalah membangun tanggul raksasa.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar