Kamis, 11 April 2013

Jokowi Curhat Masalah Jakarta: Paling Berat Gap Kaya & Miskin

Kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), era kepemimpinan vertikal dan eksklusif bukan zamannya lagi. Kini, posisi sang pemimpin dan rakyat harus setara dan bergaul.

Itulah kuliah umum bertajuk "Jakarta Baru, Indonesia Baru" yang disampaikan Jokowi di hadapan mahasiswa Universitas Pelita Harapan di Kampus UPH, Lippo Karawaci, Tangerang, Kamis (11/4/2013).

Jokowi memberikan gambaran beragam masalah pelik Ibu Kota mulai dari macet, masalah tata ruang, hingga ruang terbuka hijau yang tidak mumpuni.

"Menurut saya yang berat itu adalah gap antara yang kaya dan yang miskin. Era yang sekarang ini, era yang tidak eksklusif. Jadi gubernur itu tidak ketemunya hanya menteri saja. Semuanya setara," kata Jokowi yang terbalut kemeja warna putih andalannya itu.

Menurut dia, gubernur harus mau bergaul dengan rakyatnya, mendatangi kawasan-kawasan kumuh.

"Karena itulah horizontal. Kalau kita hanya terjebak di era yang eksklusif, kita tidak akan mengerti apa yang dikeluhkan masyarakat. Artinya pimpinan dan rakyat itu dalam kehidupan yang setara dan tidak ada kata lain bahwa kita harus tahu beban yang ada di rakyat. Kita harus bergaul dengan mereka supaya bisa mengerti apa keinginan dari masyarakat," papar Jokowi.

Jokowi mengaku gemar blusukan lantaran ingin menguasai medan dan problem di Jakarta. Dengan datang ke masyarakat, ia bisa mendesain sebuah kebijakan, seperti munculnya Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.

"Itu dari apa yang kita lihat di lapangan. Kesehatan dan pendidikan itu nomor satu," ujar pria asli Solo ini.

Mengenai kampung dan kawasan kumuh, Jokowi menambahkan, sedikitnya 38 dari 360 kawasan kumuh di Jakarta kini mulai disentuh pembangunan.

"Penataan kampung akan kita bangun besar-besaran dengan didesain yang baik, tata ruang yang baik," kata ayah 3 anak ini.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar