Rabu, 27 Maret 2013

Warga Bantaran Ciliwung Menanti Kepastian Normalisasi Sungai dari Jokowi

Pemprov DKI Jakarta akan menormalisi sungai-sungai sebagai upaya solusi atasi banjir. Gubernur Jokowi sendiri pernah berujar akan melaksanakan normalisasi usai musim penghujan. Kini penduduk Sungai Ciliwung masih harap-harap cemas.

"Kalau rumah saya digusur ya cari kontrakan lain, atau pulang kampung ke Brebes (Jawa Tengah)," kata Nuri (37) kepada detikcom, Selasa (26/3/2013).

Nuri adalah penduduk bantaran Sungai Ciliwung, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, RT 02/ RW 03. Dirinya merupakan salah satu pendatang yang mengais rezeki di ibu kota.

Sambil membakar sampah di tengah terik mentari Jakarta, Nuri menunjuk sebuah gubuk di atas sedimentasi tanah sungai dan sampah yang telah mengeras, "Itu rumah saya."

Nuri memang tinggal di bantaran sungai untuk menjaga gerobak-gerobak sampah milik RW setempat. Nuri merupakan petugas kebersihan yang digaji Rp 400 ribu per bulan oleh pihak RW.

Nuri hanya bisa berharap, bila Ciliwung dinormalisasi, Gubernur Joko Widodo bisa memikirkan nasib kaum urban kelas bawah seperti dirinya. Meskipun begitu, Nuri sadar, dirinya bukan warga DKI. "Ya, moga aja dipikirkan," harapnya.

"Saya dulu di depan pinggir kali ini tiga bulan yang lalu (sekitar 15 meter lebih dekat ke bibir sungai dari rumah saat ini-red). Tapi nggak boleh, suruh geser. Akhirnya saya geser mundur sedikit," kata Nuri di depan rumah semi permanennya.

Ayah dua anak ini mengatakan, seluruh sedimentasi tanah di sungai akan dikeruk. "Itu yang buat main layangan bocah-bocah di sana juga bakal dikeruk habis," tuturnya.

Selain Nuri yang warga pendatang, ada pula Sulaiman (42) yang memandang pesimistis normalisasi Ciliwung di Tebet akan dilakukan tahun ini. Sulaiman tinggal di bantaran sungai RT 09/ RW 11.

"Masih lama normalisasinya, bukan tahun ini. Kelurahan bilang tahun 2017," tutur Sulaiman tenang.

Jika harus digusur dari rumahnya, Sulaiman berharap Pemprov DKI memberi ganti rugi yang cukup.

"Katanya pelebaran sampai 35 meter dari bibir sungai. Ini tanah Rp 3 juta per meter, tapi sampai sekarang belum pernah diadakan pembicaraan. Kan harus ada kesepakatan warga," imbuhnya sambil menerawang sepanjang Ciliwung.


Sumber :
news.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar