90 Perusahaan siap meninggalkan Jakarta sebagai lahan usaha karena
penangguhan kenaikan UMP tidak dikabulkan. Namun, kabar itu hanyalah
isapan jempol. Sehingga wajar jika Gubernur Jokowi mempersilakan bagi
perusahaan yang ingin hengkang dari Kota Jakarta.
Kepala Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi DKI Jakarta, HR Dedet Sukandar
mengaku hingga saat ini belum ada nama daftar perusahaan yang berencana
pindah ke luar Jakarta.
"Sampai saat ini ternyata belum ada yang
daftar ke sudin, ke saya mau hengkang," ungkap Dedet di Kantor Balai
Kota, Jakarta, Rabu (27/3).
Dedet menegaskan jika pihaknya telah
menelusuri secara detail akan kabar rencana pindahnya sejumlah
perusahaan. Namun, tidak dijumpai rencana pindahnya perusahaan tersebut.
Untuk
pindah, perusahaan harus memberikan laporan kepada dinas tenaga kerja
setempat. Diakui Dedet, memang ada perusahaan yang berencana pindah ke
wilayah Jawa Tengah, namun rencana itu sudah sejak lama.
"Saya
tanya detail di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di KBN bukan ada bukan
karena UMP. Ada 3 perusahaan relokasi ke Jateng. Bukan karena UMP tapi
pindah ke Semarang, itu perusahaan garment yang mau pindah," jelas
Dedet.
"Tenaga kerjanya bukan seluruhnya orang Jakarta. Itu
orang-orang dari Sukabumi, Indramayu, Jawa Tengah, Kebumen, bukan murni
penduduk sini," tandasnya.
Diketahui sebelumnya, Gubernur Jokowi
menampik jika Jakarta dikatakan sebagai kota yang tidak ramah terhadap
iklim investasi. Menurutnya, Jakarta saat ini justru sedang memperbaiki
layanan perizinan yang belum maksimal.
"Nanti semua pelayanan
perizinan, pelayanan untuk bisnis dipercepat, infrastruktur sudah
komplit, kita nggak perlu promosi banyak-banyak. Yang paling penting
memperbaiki produk pelayanan," jelasnya.
Dia kembali menegaskan
Jakarta adalah kota perdagangan. Oleh karena itu, jika ada perusahaan
yang bergerak di bidang industri menyatakan akan keluar dari Jakarta,
itu silakan saja.
"Memang kita dari dulu visi kota memang seperti
itu, kalau kita mau masuk ke sebagai kota industri, ya beda soal, arah
kota tuh kita harus tahu," tegas Jokowi.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar