Kaesang Pangarep, putra ketiga Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan diwisuda di
Singapura malam ini. Bersama Ibu Negara Iriana, Presiden Jokowi pun
terbang ke negeri singa untuk menghadiri acara tersebut.
Kaesang
bersekolah di program International Baccalaureate di Anglo-Chinesse
School (International) Singapura, di usia yang hampir 20 ini dia akan
meraih gelar akademik perguruan tinggi. Mau kasih hadiah apa, Pak
Jokowi?
"Ndak ada hadiah," jawab Jokowi singkat sambil tersenyum
lebar di Terminal 2E Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang,
Banten, Jumat (21/11/2014).
Presiden dan Ibu Negara terlihat
hanya berdua saja didampingi rombongan Paspampres berbaju batik. Tak
terlihat Gibran Rakabumi atau pun Kahiyang Ayu mengiringi.
"Sudah di sana duluan," kata Jokowi.
Jokowi
ke Singapura atas biaya sendiri dan menumpang pesawat Garuda Indonesia
GA832. Dia duduk di bangku nomor 44B, sementara Ibu Iriana di 44A.
Sebelumnya
pintu 3 terminal tersebut mendadak heboh oleh kedatangan Presiden
Jokowi. Meski sudah menjadi orang nomor satu di Indonesia, ajakan
berselfie tak ditolaknya.
Kuliah di Singapura, Kaesang Ambil International Baccalaureate
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, hari ini akan diwisuda dari Anglo-Chinese School (International) di Singapura. Kaesang mengambil studi diploma di program International Baccalaureate.
Yuk, kita mengenal program studi (prodi) pilihan cowok yang aktif di media sosial ini.
Secara sederhana, International Baccalaureate biasanya diambil para pelajar yang berniat melanjutkan studi di perguruan tinggi asing. International Baccalaureate diakui sebagai kualifikasi internasional dan sering menjadi acuan banyak kampus dunia dalam menerima mahasiswa internasional. Kok bisa?
Pasalnya, prodi International Baccalaureate ini memberikan dasar yang kuat dalam pemahaman konsep setiap mata pelajaran. Siswa yang mengambil prodi ini juga akan dibekali kemampuan menyesuaikan diri terhadap globalisasi dengan memahami dan menghormati berbagai budaya.
Siswa yang mengambil prodi International Baccalaureate, dapat memilih enam mata pelajaran dari bidang matematika, seni, ilmu sosial, bahasa dan pengalaman eksperimental. Lalu, ada tiga komponen penilaian yang dilakukan oleh sekolah.
Pertama, extended essay. Ini merupakan tugas membuat esai sepanjang 4.000 kata dengan topik sesuai mata pelajaran yang diambil. Nah, untuk menyelesaikan tugas ini, kita dituntut melakukan riset, baik secara literatur maupun melalui penelitian lapangan seperti survei.
Tugas ini melatih kemandirian serta kemampuan riset dan analisis. Selain itu, kita juga akan menjadi terbiasa dengan metode perkuliahan sarjana di kampus-kampus dunia yang sarat dengan tugas membuat esai.
Kedua, theory of knowledge (TOK). Metode ini melatih siswa mengemukakan pendapat dengan landasan ilmiah dan akademis sesuai teori yang telah dipelajari. Biasanya, ada enam bidang yang dibahas yaitu etika, sejarah, seni, matematika, sains dan ilmu sosial.
Selain menguji kedalaman pengetahuan atas berbagai teori pengetahuan, kita juga dilatih menganalisa dan menerapkan teori itu dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada jawaban benar dan salah, penilaian akan dilakukan dengan melihat bagaimana kita menyampaikan ide dan gagasan tentang topik yang dibahas.
Ketiga, creative, action, service (CAS). Ini adalah proyek di luar kelas sesuai dengan mata pelajaran yang diambil. Metode ini melatih kita merencanakan kegiatan, mengeksekusinya, hingga mengevaluasinya dalam laporan. Kemampuan interaksi dan analisa pun menjadi lebih terlatih.
Keuntungan mengikuti program International Baccalaureate adalah, kredit yang diambil dari program ini umumnya akan diakui universitas. Dengan begitu, kita pun bisa menjadi sarjana dalam waktu lebih cepat. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar