Jalur Sutera pada abad ke-19 merupakan masa emas
perdagangan antar negara di masa lampau. Kini pada pengusaha dan
pemimpin negara berwacana ingin kembali menghidupkannya.
Wacana itu tercetus di KTT ASEAN di Myanmar pekan ini, seperti
dituturkan oleh Presiden Joko Widodo. Presiden menjelaskan, wacana itu
mengemuka dalam pertemuannya dengan sejumlah pemimpin negara sahabat di
Beijing, China dan Nay Pyi Taw, Myanmar.
Dia banyak menerima tawaran kerjasama bidang maritime. Tawaran
tersebut dinilai Presiden sebagai sangat potensial, dan harus didorong
agar lebih konkret.
“Memang yang menarik negara-negara yang lain yang berkaitan dengan
Indonesia adalah poros maritim dan mereka ingin untuk bisa ikut
bersama-sama. Ada yang ingin menghubungkan misalnya kayak jalur Sutera
Lautnya abad 21 dari Tiongkok ingin disinggungkan atau dihubungkan,
memang kita teknisnya belum sampai ke sana. Nanti tim teknis sudah
ketemu baru bisa sambung,” kata Presiden, seperti dikutip dari Setkab,
Jumat (14/11/2014).
Selain RRT, menurut Jokowi, negara lain yang tertarik untuk menjalin
kemitraan dengan Indonesia di bidang maritime adalah Korea Selatan dan
India.
“Kayak India sendiri ingin mengajak kerja sama di bidang pertahanan
maritim ini saya kira, kalau Korea (Selatan) saya kira sudah. Dari
Tiongkok juga ingin masuk ke industri maritim kita. Saya kira mereka
memandang karena wilayah kita besar, dua pertiga dari wilayah Indonesia
laut, samudera, saya kira itu menarik minat mereka untuk masuk,” papar
Jokowi.
Kerja sama di bidang kelautan, kata Presiden, sangat luas bisa di
bidang perikanan, gas alam, minyak mentah dan komoditas lainnya. Namun
Presiden menegaskan apapun bentuk kerja sama yang dijalin harus
sebesar-besarnya menguntungkan Indonesia. [okezone]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar