Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk
menilai Presiden Terpilih Joko Widodo sebagai pemimpin postmodernis.
Menurutnya, sebagai pemimpin postmodernis, Jokowi menabrak semua pakem-pakem yang selama ini diidentikkan dengan pemimpin.
“Selama ini pemimpin di Indonesia diidentikkan dengan sosok yang bisa
berorasi dengan berapi-api, berbicara menggunakan bahasa ilmiah,
berwibawa, jaga image, berjarak dengan yang dipimpin. Jokowi menabrak semua identifikasi pemimpin seperti itu,” ujar Hamdi, Sabtu (18/10/2014).
Jokowi, menurutnya, hadir sebagai pemimpin yang tampil dan berbicara
apa adanya, sederhana, realistis, tidak menggunakan bahasa ilmiah dalam
berkomunikasi, berbaur dengan masyarakat, ide-idenya sangat sederhana
tetapi realistis. Jokowi juga bahkan tidak mengambil jarak dengan
rakyat.
“Hal ini tampak ketika dia memimpin Solo dan Jakarta. Tradisi blusukan merupakan wujud konkret dari sosoknya yang merakyat. Blusukan pun tidak dibuat-buat, tetapi muncul karena kepeduliannya untuk mendengarkan rakyat dan memberikan solusi,” katanya.
Lantaran karakter memimpin Jokowi yang demikian, Hamdi pun tidak
segan-segan menyebut Jokowi sebagai tokoh yang menghidupkan gerakan
postmodernisme di Indonesia.
Hamdi menjelaskan gerakan postmodernisme merupakan gerakan
filsafat-politik-sosial yang menabrak dan membongkar semua
kebenaran-kebenaran tentang pemimpin yang selama ini tidak dipersoalkan.
“Selama ini kita anggap pemimpin sebagai orang yang jauh dari rakyat
dan berbeda dari rakyat biasa. Kehadiran Jokowi membuat anggapan seperti
itu tidak berarti lagi. Jokowi menilai pemimpin berada dan terlibat
dalam pergulatan rakyat dan tidak ada jarak antara rakyat dan
pemimpin,”pungkasnya.
Hamdi pun mengharapkan Jokowi agar bekerja lebih cepat untuk
menyelesaikan berbagai persoalan bangsa ini. Hamdi yakin karakter
kepemimpinan Jokowi dapat memberikan solusi terhadap berbagai persoalan
bangsa selama ini.
“Harapannya, Jokowi dapat bekerja lebih cepat agar bisa memenuhi ekspektasi publik terhadapnya,” tandasnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar