Meski sibuk mencari tambahan kekuatan koalisi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak takut di goyang di parlemen oleh partai oposisi dalam Koalisi Merah Putih pimpinan Prabowo yang jumlahnya sangat besar. Menurut Jokowi, sistem pemerintahan yang digunakan di Indonesia adalah sistem presidensial.
"Urusan itu, ini kan presidensial. Urusan parlemen itu urusan partai. Ya ndak apa-apa, kan ini sistem presidensial. Kita kan terbuka sama-sama kerja sama, kalau ndak juga ndak apa-apa," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Jokowi menegaskan presiden dan anggota parlemen sama-sama dipilih oleh rakyat. Sehingga, pemerintahan ke depan harus tegas dalam membela kepentingan rakyat.
"Kita harus tegas. Presidensial ndak usah campur-campur. Wong presiden dipilih rakyat, anggota dewan dipilih rakyat," kata Jokowi.
Jokowi menambahkan pemerintahannya tidak khawatir dengan banyaknya kursi parlemen yang didominasi Koalisi Merah Putih. Apalagi, kata dia, keberlangsungan programnya berada di parlemen karena postur anggaran berada di parlemen.
"Ya, memang budgetingnya di sana. Ndak (takut digoyang)," pungkas dia.
Sebagai informasi, Koalisi Merah Putih memiliki kursi hampir mencapai 56 persen. Sedangkan, Koalisi Indonesia Hebat hanya mencapai 44 persen. Koalisi Merah Putih meliputi Gerindra, PAN, PKS, Golkar, Demokrat dan PPP. Koalisi Indonesia Hebat yaitu PDIP, Hanura, Nasdem dan PKB. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar