Lembaga riset Sinergi Data Indonesia melakukan telesurvei tentang
sikap DPD Partai Golkar terhadap Munas dan opsi berada di pemerintahan
atau di luar pemerintahan. Hasilnya, mayoritas DPD Golkar lebih memilih
untuk berada di luar pemerintahan.
Peneliti Sinergi Data
Indonesia Barkah Pattimahu menjelaskan, pihaknya mengajukan pertanyaan
kepada sejumlah ketua atau sekretaris DPD Golkar tentang opsi partai di
dalam atau di luar pemerintahan.
Sebanyak 55,90 persen DPD ingin partai
beringin ini berada di luar pemerintahan, sementara 29,50 persen ingin
Golkar ada di dalam pemerintahan Jokowi-JK.
"Lebih dari separuh
pemilik suara sah Golkar ingin Golkar tidak masuk kabinet Jokowi-JK,"
kata Barkah saat memaparkan hasil risetnya di Hotel Soyfan Inn di
Jakarta, Rabu (3/9).
Pihaknya juga mendowngrade per wilayah apa
saja yang menginginkan Golkar berada di luar pemerintahan. Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Kalimantan ingin Golkar ada di
luar pemerintahan.
"54,40 persen Sumatera, 68 persen Jawa, Bali
dan Nusa Tenggara, 53,30 persen Sulawesi dan Kalimantan ingin Golkar di
luar pemerintahan," imbuhnya.
Sementara Indonesia bagian Timur
ingin Golkar masuk pemerintahan Jokowi-JK. Sebanyak 52,60 persen DPD di
Maluku dan Papua ingin Golkar jadi bagian pemerintah.
Telesurvei
ini dilakukan pada 19-29 Agustus 2019 dengan metode sampling
proportionate srtatified random sampling. Jumlah responde yang diambil
156 dari populasi 542 DPD I dan II Golkar seluruh Indonesia.
Wawancara
dilakukan melalui telepon dan margin of error yakni 6,8 persen. Sinergi
Data Indonesia menyatakan bahwa dana riset ini berasal dari organisasi,
bukan dari partai manapun dan data yang diperoleh sangat rahasia. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar