Pengamat politik Arya Fernandez menilai, pertemuan antara Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Joko Widodo di Bali beberapa waktu
lalu tidak hanya semata membahas RAPBN 2015. Namun, di belakanganya
terdapat maksud tertentu dari Jokowi untuk mengajak Partai Demokrat
untuk berkoalisi, meskipun soal jatah menteri Jokowi tak pernah terbuka mengatakan di depan negosiasi.
“Sekarang sebetulnya Jokowi masih melakukan pendekatan kepada partai
politik. Pertemuan SBY-Jokowi kemarin menurut saya selain membahas RAPBN
2015 dan program-programnya, juga itu salah satu cara halus untuk
melobi Demokrat untuk bergabung dengan Jokowi-JK,” kata Arya, Jumat (29/8/2014) malam.
Menurutnya, lobi yang dilakukan Jokowi kepada SBY untuk bergabung dengan
koalisi yang dia usung karena sadar kekuatan kubu Jokowi-JK tidak
berimbang di DPR.
“Lobi ke Demokrat itu dilakukan karena Jokowi sadar bahwa kekuatan yang
tidak seimbang di DPR akan mengganggu kinerja pemerintah ke depan,”
terangnya.
Dia memprediksi, Demokrat akan mempertimbangkan menerima tawaran dari
Jokowi untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-JK untuk memulihkan keadaan
partai dan bangkit kembali di tahun 2019.
“Demokrat tentu butuh bangkit lagi di 2019. Salah satu cara untuk
bangkit itu salah satunya berada di pemerintahan. Demokrat akan sangat
mempertimbangkan kalau ada tawaran dari Jokowi. Saya kira SBY akan
mempertimbangkan untuk bergabung,” tukasnya. [okezone]
To Admin: Ya mbok judul artikelnya jgn diganti-ganti, judulnya ya sebagaimana adanya aja sesuai sumber aslinya... Ngasih judul sok provokatif tp ya gak nyambung sama isinya...
BalasHapus