Jumat, 29 Agustus 2014

Tak Mau Terbuka Soal Kursi Menteri Tapi Ngarep Demokrat Ikut Koalisi

Pengamat politik Arya Fernandez menilai, pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Joko Widodo di Bali beberapa waktu lalu tidak hanya semata membahas RAPBN 2015. Namun, di belakanganya terdapat maksud tertentu dari Jokowi untuk mengajak Partai Demokrat untuk berkoalisi, meskipun soal jatah menteri Jokowi tak pernah terbuka mengatakan di depan negosiasi.

“Sekarang sebetulnya Jokowi masih melakukan pendekatan kepada partai politik. Pertemuan SBY-Jokowi kemarin menurut saya selain membahas RAPBN 2015 dan program-programnya, juga itu salah satu cara halus untuk melobi Demokrat untuk bergabung dengan Jokowi-JK,” kata Arya, Jumat (29/8/2014) malam.
Menurutnya, lobi yang dilakukan Jokowi kepada SBY untuk bergabung dengan koalisi yang dia usung karena sadar kekuatan kubu Jokowi-JK tidak berimbang di DPR.
“Lobi ke Demokrat itu dilakukan karena Jokowi sadar bahwa kekuatan yang tidak seimbang di DPR akan mengganggu kinerja pemerintah ke depan,” terangnya.
Dia memprediksi, Demokrat akan mempertimbangkan menerima tawaran dari Jokowi untuk bergabung dengan koalisi Jokowi-JK untuk memulihkan keadaan partai dan bangkit kembali di tahun 2019.
“Demokrat tentu butuh bangkit lagi di 2019. Salah satu cara untuk bangkit itu salah satunya berada di pemerintahan. Demokrat akan sangat mempertimbangkan kalau ada tawaran dari Jokowi. Saya kira SBY akan mempertimbangkan untuk bergabung,” tukasnya.  [okezone]

1 komentar:

  1. To Admin: Ya mbok judul artikelnya jgn diganti-ganti, judulnya ya sebagaimana adanya aja sesuai sumber aslinya... Ngasih judul sok provokatif tp ya gak nyambung sama isinya...

    BalasHapus