Hiruk pikuk politik pasca pengumuman presiden dan wakil presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) berimplikasi terhadap persepsi publik.
Persepsi positif atau negatif publik terhadap sikap kedua calon presiden tentunya mempengaruhi dukungan publik.
Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan, dukungan
terhadap Prabowo menurun drastis. Sebaliknya, untuk Jokowi justru
semakin menguat.
"Jika seandainya pilpres dilakukan ada hari pooling dilakukan, maka
dukungan terhadap Jokowi-JK sebesar 57,06 persen.sementara Prabowo-Hatta
30,39 persen. Mereka yang menyatakan rahasia/tidak tahu/tidak jawab
12,55 persen," kata peneliti LSI Ade Mulyana di Kantor LSI, Rawamangun,
Jakarta Timur, Kamis (7/8/2014).
Dalam survei yang dilakukan pada 4 sampai 6 Agustus 2014 tersebut
juga menyebutkan, jika persentase tidak memutuskan dan dibagi secara
proporsional ke suara kedua pasangan capres, perolehan dukungan
Jokowi-JK menjadi 65,25 persen, sementara Prabowo-Hatta 34,75 persen.
Ade menjelaskan, survei ini untuk melihat persepsi publik dan respon
terhadap hasil keputusan KPU. "Angka tersebut merupakan respon publik
dengan tindakan negatif dan positif yang dilakukan dua pasang calon,"
lanjutnya.
Diketahui survei itu menggunakan metode quickpoll dengan 1.200
responden di seluruh Indonesia. Metode penarikan sampel adalah
multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Selain survei, LSI juga melengkapi dan memperkuat analisis survei
dengan data-data kualitatif yang didapat melalui metode in depth
interview, FGD dan analisis media. LSI juga membiayai sendiri seluruh
proses survei. [tribun]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar