KPK telah menangkap tangan petugas Balai Uji Kir nakal di Kedaung Angke,
Jakarta Barat. Presiden RI ke-7 yang merangkap sebagai Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Balai Uji
Kir yang lain juga harus bersiap menjadi sasaran inspeksi dadakannya.
"Nanti
(inspeksi) di tempat lain. Yang lain ya siap-siap, masa nggak ngerti
pola kita," ujar Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI, Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2014).
Namun dirinya
mengaku belum mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada
sebanyak 49 pegawai Balai Uji Kir Kedaung, Angke, Jakbar. Mereka
tertangkap tangan melakukan pungli saat Wakil Gubernur DKI Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan sidak bersama KPK.
"Memang diperintah untuk ditindaklanjuti, tapi belum lapor. Hasilnya belum ngerti," kata Jokowi.
Jokowi
juga memberikan komentar mengenai alat uji Kir yang rusak. Menurutnya,
secanggih apapun alat, apabila tenaga pengoperasiannya melakukan
penyelewengan, maka kantor Uji Kir manapun tak akan berjalan dengan
semestinya.
"Sebetulnya bukan alatnya, alatnya canggih seperti
apapun tapi mengoperasikannya main-main ya nggak ada gunanya alat itu.
Apalagi kalau alatnya sudah nggak jalan," kata dia.
Sehingga,
memperbaiki integritas sumber daya manusia serta alat-alat uji KIR
dianggap merupakan solusi untuk memperbaiki penyelewengan dan
pelanggaran yang selama ini terjadi di Balai Uji Kir.
"Dua-duanya, SDM-nya harus orang-orang yang mempunyai integritas, alat-alatnya juga," jelas suami Iriana tersebut.
Lalu,
bagaimana dengan usulan Wagub Ahok yang akan melakukan kerjasama dengan
Badan Standarisasi Nasional (PT SGS Indonesia) untuk membuat peralatan
pengujian yang baru saat Balai Uji Kir Kedaung kembali dibuka 2015
nanti? Hal tersebut rupanya mendapat respon positif dari Jokowi.
"Kalau
kita mau benar kayak zaman anu (zaman dulu), eksport kita juga pakai
SGS, SGS ini pernah dilakukan dan itu sukses, SGS waktu megang ekspor
impor kan bagus," tutupnya.
Diwawancara terpisah, Ahok mengatakan
bahwa pihaknya saat ini menawarkan dua pilihan kepada 49 pegawai nakal
itu. Pilihannya adalah mengundurkan diri atau akan melaporkannya ke
polisi.
"Saya sudah bilang, Anda mau mengundurkan diri atau
diproses ke polisi? Karena bukti KPK semua jelas dan itu bisa nyeret
anda ke pidana," sambungnya.
Akibat temuan ini, Ahok langsung
menutup Balai UJI Kir Kedaung Angke. Balai ini baru akan dioperasikan
kembali pada tahun 2015 mendatang. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar