Jumat, 08 Agustus 2014

Jokowi Ingatkan Balai Uji Kir Lain Siap-siap Diperiksa

KPK telah menangkap tangan petugas Balai Uji Kir nakal di Kedaung Angke, Jakarta Barat. Presiden RI ke-7 yang merangkap sebagai Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan Balai Uji Kir yang lain juga harus bersiap menjadi sasaran inspeksi dadakannya.
"Nanti (inspeksi) di tempat lain. Yang lain ya siap-siap, masa nggak ngerti pola kita," ujar Jokowi saat ditemui di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (8/8/2014).
Namun dirinya mengaku belum mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada sebanyak 49 pegawai Balai Uji Kir Kedaung, Angke, Jakbar. Mereka tertangkap tangan melakukan pungli saat Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) melakukan sidak bersama KPK.
"Memang diperintah untuk ditindaklanjuti, tapi belum lapor. Hasilnya belum ngerti," kata Jokowi.
Jokowi juga memberikan komentar mengenai alat uji Kir yang rusak. Menurutnya, secanggih apapun alat, apabila tenaga pengoperasiannya melakukan penyelewengan, maka kantor Uji Kir manapun tak akan berjalan dengan semestinya.
"Sebetulnya bukan alatnya, alatnya canggih seperti apapun tapi mengoperasikannya main-main ya nggak ada gunanya alat itu. Apalagi kalau alatnya sudah nggak jalan," kata dia.
Sehingga, memperbaiki integritas sumber daya manusia serta alat-alat uji KIR dianggap merupakan solusi untuk memperbaiki penyelewengan dan pelanggaran yang selama ini terjadi di Balai Uji Kir.
"Dua-duanya, SDM-nya harus orang-orang yang mempunyai integritas, alat-alatnya juga," jelas suami Iriana tersebut.
Lalu, bagaimana dengan usulan Wagub Ahok yang akan melakukan kerjasama dengan Badan Standarisasi Nasional (PT SGS Indonesia) untuk membuat peralatan pengujian yang baru saat Balai Uji Kir Kedaung kembali dibuka 2015 nanti? Hal tersebut rupanya mendapat respon positif dari Jokowi.
"Kalau kita mau benar kayak zaman anu (zaman dulu), eksport kita juga pakai SGS, SGS ini pernah dilakukan dan itu sukses, SGS waktu megang ekspor impor kan bagus," tutupnya.
Diwawancara terpisah, Ahok mengatakan bahwa pihaknya saat ini menawarkan dua pilihan kepada 49 pegawai nakal itu. Pilihannya adalah mengundurkan diri atau akan melaporkannya ke polisi.
"Saya sudah bilang, Anda mau mengundurkan diri atau diproses ke polisi? Karena bukti KPK semua jelas dan itu bisa nyeret anda ke pidana," sambungnya.
Akibat temuan ini, Ahok langsung menutup Balai UJI Kir Kedaung Angke. Balai ini baru akan dioperasikan kembali pada tahun 2015 mendatang.   [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar