Jumat, 10 Januari 2014

Surva-surve Median: Jokowi Belum Tegas Menerima atau Menolak Pencapresan

Berdasarkan survei yang telah dirilis oleh berbagai Lembaga belakangan ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tercatat sebagai calon presiden dengan elektabilitas tertinggi dibandingkan tokoh-tokoh lainnya.
Namun, terlepas dari tingginya elektabilitas Jokowi di dalam survei lingkup nasional itu,  hingga kini Jokowi masih menjabat sebagai Kepala Daerah DKI Jakarta. Oleh karena itu Median melakukan survei kepada public Jakarta selaku stake holder untuk menemukan persepsi mereka terkait   kinerja maupun wacana pencapresan Jokowi.
Menurut Direktur Riset Median, Rico Marbun,  mengetahui persepsi publik Jakarta terkait wacana pencapresan Jokowi menjadi variabel penting yang tidak boleh ditinggalkan selain persepsi Masyarakat Indonesia secara keseluruhan, mengingat Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Median telah melakukan survei   untuk mengelaborasi 3 hal, antara lain : Pertama, melihat Persepsi publik atas kinerja Jokowi Selama 15 Bulan terakhir ; Kedua, melihat  penilaian dan persetujuan publik Jakarta terhadap hal-hal yang terkait rencana pencalonan Jokowi; Ketiga, mengetahui kompetensi Calon Presiden yang Diprioritaskan Publik Jakarta," ujarnya.
Dalam pernyataannya yang diterima Tribunnews.com, Jumat (10/1/2014) diungkap, berdasarkan hasil survei mengenai kinerja, ditemukan bahwa  secara umum warga Jakarta merasa cukup puas terhadap kinerja Jokowi selama memimpin Jakarta, dengan kisaran 60 persen.
Masalah kesehatan menduduki tingkat kepuasan tertinggi yaitu 84,2 persen, diikuti bidang pendidikan sebesar 82,6 persen, dan penertiban Pedagang Kaki Lima (73,5 persen). Sedangkan kepuasan terendah publik Jakarta terhadap kinerja Jokowi terlihat pada masalah pengangguran.
Ketidakpuasan mencapai 70,2 persen, diikuti ketidakpuasan pada masalah kemacedtan sebesar 73,1 persen, Penanganan kemiskinan (61.6 persen), dan Penanganan Banjir (58,8persen ).
Sedangkan hasil survei mengenai persepsi publik DKI Jakarta terhadap wacana pencapresan Jokowi terungkap, sebagian besar publik Jakarta pernah mendengar isu pencapresan Jokowi pada 2014 nanti (81.22 persen tahu atau pernah mendengar).
 Namun penduduk Jakarta bingung membaca sikap Jokowi atas isu pencapresan dirinya.
Terbukti ada 35. 6persen merasa yakin Jokowi akan mencapreskan diri, 30,4 persen tidak yakin Jokowi akan mencapreskan diri dan 34% tidak tahu. "Kemungkinan besar persepsi publik Jakarta ini diakibatkan pola komunikasi Jokowi yang memang tidak pernah tegas menolak pencapresan dirinya,"ujar RicoMarbun.
Terlepas dari tingkat pengetahuan warga Jakarta terhadap wacana pencapresan Jokowi itu, ketika ditanyakan,  apakah anda setuju / tidak Jokowi maju Sebagai Calon Presiden tahun 2014 nanti ?
Mayoritas warga Jakarta (57,35 persen) tidak setuju, 30,7 persen setuju, sekitar 12,28 tidak tahu.
Menurut Rico Marbun dalam paparannya, ada 4 alasan utama yang menyebabkan masyarakat jakarta masih enggan memberi restu kepada Jokowi untuk maju mencalonkan diri. 20.6 persen menyatakan masih banyak masalah di Jakarta yang belum tuntas diselesaikan.
17.5 persen publik Jakarta merasa Jokowi harus menuntaskan masa jabatannya 5 tahun penuh dahulu. Kemudian,  15 persen publik jakarta merasa bahwa masalah utama macet belum teratasii; 8 persen publik Jakarta merasa bahwa masalah banjir dan banyaknya genangan belum teratasi dengan baik .
Sedangkan hasil surveyi  mengenai kompetensi terhadap capres yang dikehendaki public Jakarta, ditemukan bahwa secara umum,  pemilih di DKI Jakarta lebih mengutamakan kompetensi capresdalam  meningkatkan kesejahteraan (81,5 persen).
Disusul kemampuan  menjaga stabilitas ekonomi (70.2 persen ),mampu memberantas korupsi (66,3 persen); mampu mewujudkan kesehatan gratis (65,4 persen); dan Mampu menjaga keamanan (64,4 persen).
Survei yang berlangsung dari tanggal 26 Desember 2013 - 4 Januari 2014 itu dilakukan dengan menggunakan metode face to face interview terhadap  750 warga DKI Jakarta  melalui teknik Multistage Random Sampling  dengan Margin of Error  3.5 persen pada Tingkat Kepercayaan 95 persen.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar