Keunggulan PDIP dan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya terlihat di survei lembaga
Indonesia. Survei yang diselenggarakan lembaga survei Australia, Roy
Morgan, menempatkan keduanya sebagai jawara pemilihan umum.
Untuk
calon presiden, survei Roy Morgan menempatkan Jokowi di posisi pertama
dengan perolehan hingga 41 persen. Di urutan kedua, Prabowo Subianto
meraup angka 15 persen, sedangkan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal
Bakrie terpaut tipis dengan perolehan 13 persen.
Nama lainnya
hanya meraih satu digit suara. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan
Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, masing-masing meraih 6 persen
dan 5 persen. Capres peserta Konvensi Demokrat, Dahlan Iskan meraup 5
persen.
Sementara itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud
MD dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyusul dengan masing-masing 2
persen. Dari seluruh responden yang disurvei, 11 persen di antaranya
mendukung kandidat lain yang perolehan suaranya di bawah 1 persen dan 8
persen menyatakan rahasia.
Survei partai memperlihatkan
bagaimana PDIP perlahan tapi pasti meninggalkan partai lain. PDIP
memimpin dengan perolehan 29 persen, unggul dari Golkar dengan 21
persen.
Berbeda dengan sejumlah survei tanah air, Partai
Demokrat masih mampu meraih 14 persen. Gerindra terpaut tipis dengan
perolehan 12 persen. PAN, PKB, PKS, Hanura masing-masing meraih 5
persen. PPP 2 persen, dan PBB serta PKPI masing-masing 0 persen.
Survei
Morgan yang dirilis bulan ini diselenggarakan November 2013, dengan
sampel proporsional 2.960 pemilih tersebar di 33 provinsi.
Pertanyaan
survey yang diajukan adalah sebagai berikut, “Jika pemilu legislative
dan pemilu presiden diselenggarakan sekarang, siapakah partai dan
kandidat yang dipilih?”
Roy Morgan selama ini adalah lembaga
yang paling akurat dalam memprediksi hasil pemilu Australia bulan
September lalu, dan hanya berselisih 0,01 persen.
Peneliti Morgan
Debnath Guharoy menganalisis fenomena melesatnya Jokowi telah mencapai
level yang tidak pernah terbayangkan di demokrasi multipartai. Jokowi
telah mendorong melesatnya suara PDIP.
Debnath menambahkan,
dengan beberapa bulan lagi menjelang pemilu, kandidat lainnya sudah
hampir kehabisan waktu untuk membangun image menyamai Jokowi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar