Posko itu digagas Agus Widiarto, seorang aktivitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang pernah menjadi korban peristiwa 27 Juli 1996 silam. Kasus penyerangan kantor DPP PDIP kala itu mengakibatkan Agus harus masuk hotel prodeo. Kini, laki-laki berbadan gemuk asal Manahan RT 001/RW 006, Banjarsari, Solo itu berupaya memperjuangkan Jokowi menjadi RI 1 dalam Pilpres 2014 lewat posko itu.
Posko tersebut didirikan Agus kali pertama di Jl. Diponegoro No. 58 Jakarta Pusat, Oktober 2013. Dalam waktu beberapa bulan, Agus mengklaim memiliki cabang di 21 provinsi dan 189 kabupaten/kota. Posko Center Rakyat di Solo, tepatnya di Jl. M.T. Haryono No. 15, Manahan, Solo menjadi posko ke-186, disusul di Klaten, Wonogiri, dan terakhir di Demak.
Posko di Solo itu berdiri sejak 1 Januari lalu dan menempati sebuah rumah tua milik dr. R. Agus Mulyadi, salah satu dokter kepresidenan pada masa pemerintahan Soekarno. Rumah itu semula milik Presiden pertama RI yang dihibahkan kepada R. Agus Mulyadi pada 1964. Kini, rumah itu dihuni cucu R. Agus Mulyadi yang juga menjadi Sekretaris Posko Center Rakyat Solo, yakni Bagus Kusagara.
“Kami hadir dari rakyat untuk rakyat menuju Indonesia baru. Kami hanya pengin menampung aspirasi rakyat untuk mendukung Jokowi menjadi presiden. Dukungan rakyat itu ternyata luar biasa. Dari cerita-cerita di sejumlah posko di Papua, banyak yang menginginkan Jokowi menjadi presiden berikutnya. Di Solo ini, sudah ada 6.000 orang yang menyatakan dukungan lewat fotokopi KTP [kartu tanda penduduk],” ujar Agus saat ditemui Solopos.com di posko setempat, Sabtu (18/1/2014).
Agus
mengatakan ada 2.124 orang sukarelawan yang bergabung dengan posko
se-Indonesia. Penghimpunan dukungan sebanyak 34 juta KTP menjadi target
prioritas yang harus diwujudkan maksimal pertengahan Maret mendatang.
Dia mengaku sudah ada 15 juta fotokopi KTP yang terhimpun dari semua
cabang Posko Center Rakyat se-Indonesia.
Sumber :
solopos.com
Sumber :
solopos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar