Selasa, 07 Januari 2014

Pagi-pagi Maya datang ke Balai Kota ingin temui Jokowi

Perempuan berjilbab pagi-pagi sudah tampak berada di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dia adalah Maya, warga Kramat Jati. Kedatangannya untuk bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Dia ingin menanyakan proses jual beli tanah antara keluarganya dengan pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Maya mengungkapkan, tanah yang dijual oleh keluarganya berada di Jalan Penggilingan Baru RT 03 RW 11, Kelurahan Kampung Dukuh, Kecamatan Kramat Jati. Alasan penjualan karena lahan termasuk dalam kawasan perencanaan hijau umum (PHU) sehingga tidak bisa didirikan bangunan.
"Tanahnya berada di pinggir Kali Cipinang, dan secara reklamasi itu sangat dibutuhkan untuk mengatasi banjir. Dari pada tidak bisa didirikan bangunan, mending kita dukung aja program pemerintah," jelas Maya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Namun niat ini tidak berjalan mulus. Setelah semua berkas disiapkan, kejelasan mengenai pelunasan belum juga ditetapkan. Padahal Surat Keputusan (SK) Gubernur untuk pembelian tanah ini sudah keluar.
"SK Gubernur akhirnya keluar. Kalau sudah dibayar akta hibah (surat tanah) akan diberikan kepada Pemprov DKI Jakarta," tegas Maya.
"Per tanggal 20 Desember, kata Dinas Pertamanan gak bisa karena satu hamparan. Lalu dilengkapi surat-suratnya. Udah tanggal 30 Desember kita buat jadwal lagi dengan waktu mepet, mereka mintanya diundur tanggal 31 Desember," tambahnya.
Tetapi rencana tingal rencana, sebab pada tanggal 31 Desember 2013, pihak dinas membatalkan pelunasan dengan alasan berkas tidak lengkap. Karena diperlakukan seperti inilah, maka Maya mau meminta kejelasan mengenai tanah milik keluarganya.
"Masalahnya kami sebagai ahli waris ada 26 bersaudara. Saya dianggap mau main curang oleh ke-25 saudara. Ini sudah membuat saya kecewa," ujar Maya.
Tanah seluas 3.050 meter persegi tersebut rencananya akan dibeli oleh Pemprov DKI Jakarta dengan nilai 5M. Sedangkan surat tanah dan lainnya sudah siap. Maya mengungkapkan, kehadirannya hanya ingin memastikan apakah rencana pembelian tanah ini jadi atau tidak.
"Saya hanya mau konfirmasi saja. Karena ini bukan hanya masalah satu orang, tapi satu keluarga. Makanya saya mau menanyakannya kepada Pak Jokowi," tandasnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta menargetkan ruang terbuka hijau (RTH) sebanyak 30 persen. Pasalnya saat ini RTH di DKI Jakarta hanya mencapai 10 persen. Oleh karena itu Jokowi giat mengejar luasan ruang terbuka hijau.
Sayangnya ambisi Jokowi tidak didukung penuh jajarannya. Karena justru warga yang mau menjual tanahnya dipersulit dalam proses penyelesaiannya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar