Selasa, 07 Januari 2014

PDIP "Pecah" Karena Strategi

Dukungan kalangan internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden masih belum bulat. Pengamat politik Universitas Gadjah Mada Ari Dwipayana menilai terbelahnya suara di dalam PDIP ini disebabkan ketidakpastian calon presiden yang akan diusung partai.
"Ini sangat tergantung Megawati karena di beberapa momen, PDIP belum mengumumkan calon presiden dari PDIP," kata Ari kepada Tempo,  Selasa (7/12014).
Arie mengatakan perbedaan suara ini juga karena adanya perbedaan strategi untuk menghadapi pemilu legislatif 2014. Menurut Ari para kader pendukung Jokowi berharap pencalonan Gubernur DKI Jakarta ini sebagai calon presiden dari PDIP akan mendongkrak perolehan suara PDIP pada pemilu legislatif April mendatang
"Di daerah-daerah yang bukan basis suara PDIP ada kepentingan mendorong pencalonan Jokowi untuk menaikkan suara partai. Ini seperti fenomena SBY pada 2004 dan 2009," kata Ari.
Di sisi lain, Ari mengatakan ada kalangan internal partai yang memilih deklarasi pencalonan presiden setelah pemilu legislatif. Strategi ini menurut Ari untuk mendorong agar mesin partai bekerja dan tak bergantung pada ketokohan salah satu kader saja. "Ada perbedaan strategi elite dan kader PDIP dalam pemilu legislatif," kata Ari.
Ari menilai pergeseran dukungan di dalam PDIP dari Megawati ke Jokowi adalah hal yang positif bagi dinamika partai. Namun Ari mengingatkan agar PDIP tak terjebak dengan menggeser personifikasi PDIP dari Megawati ke Jokowi.
Selain Jokowi, Ari mengatakan PDIP berhasil memunculkan tokoh-tokoh baru di PDIP Jokowi, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini. "Pluralitas aktor ini bagus, yang penting sekarang bagaimana PDIP menata kelembagaan supaya menjadi partai modern yang tidak bergantung kepada tokoh tertentu," kata Ari.
Meski tokoh-tokoh baru ini muncul, Ari mengatakan Megawati tetap memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan partai. Menurut Ari, putri Presiden Soekarno ini berperan penting dalam memunculkan tokoh-tokoh baru di PDIP.
"Saya kira mereka bisa muncul karena ruang politiknya dibuka. Tak mungkin ada Jokowi di Jakarta kalau Megawati tidak membuka peluang itu,"kata Ari.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar