Selasa, 07 Januari 2014

Kita Harus Beranai Memulai

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) penuh dengan gebrakan. Yang terbaru, ia berencana menutup Terminal dan Stadion Lebak Bulus. Meski dianggap tak populis, nyatanya nama Jokowi terus meroket.
Lantas, apakah ini memang cara Jokowi untuk menduduki kursi RI-1?

Berikut petikan wawancara Metro TV dengan Jokowi di Balai Kota DKI:
Metro TV: Bapak belakangan membuat gebrakan-gebrakan, misalnya, setiap Jumat pertama PNS Pemprov menggunakan angkutan umum. Lalu sekarang akan membongkar stadion yang sudah 25 tahun tertunda. Apakah ini memang sinyal kepedulian menuju RI-1?
Jokowi: Gini loh, kalau kita nggak punya keberanian memulai, nggak punya keberanian memutuskan, nggak punya keberanian mengeksekusi, ya nggak akan jalan-jalan. Nggak akan rampung-rampung. Sekali lagi, kalau kita nggak punya keberanian, ya akan gini-gini terus.
Ya, gini saya mungkin akan menjadi tidak populis, tapi inilah sebuah risiko yang harus diambil agar pembangunan transportasi massa ini berjalan. Sudah terlambat 25 tahun.
Metro TV: Tapi kenyataannya ini justru membuat popularitas Anda meningkat, bahkan untuk menduduki kursi RI-1. Memang ada arah kesana Pak?
Jokowi: Ngurusin Lebak Bulus aja pusing. Nyiapin stadion aja pusing, kok harus ngurusi apalagi.
Metro TV: Kok belakangan sering berdampingan sama Bu Mega (Megawati Soekarnoputri-Red) Pak?
Jokowi: Beliau itu ketua umum saya. Rumahnya deket juga...ya wajar dong.
Metro TV: Kemarin, katanya sulit untuk bertemu Bu Mega?
Jokowi: Kok sulit gimana sih? Bukan seperti itu. Kalau kita keseringan bertemu beliau kan ada yang merasa. Ya, ada yang merasa. Titik.
Kemudian kalau saya, misalnya, ngundang makan ke beliau-beliau yang lain, yang di DPP misalnya, nanti ada yg ngomong, wah ini udah siap-siap. Menggerakkan ini. Lah saya itu kan pada posisi yang serba benar atau serba salah ini ya?
Metro TV: Ngajak makan-makan sebenarnya buat apa Pak?
Jokowi: Kita dengan siapa pun harus menjalin komunikasi. Menjalin silaturahmi. Entah dengan dubes, ntah dengan PKL, ntah dengan warga. Semuanya. Kita biasa seperti itu, tapi untuk yang satu ini belum bisa dilakukan karena tadi.
Metro TV: Ada juga yang bilang meski Bapak populer, tapi kurang Sukarnois?
Jokowi: Gini loh ya, sebuah ideologi itu tidak hanya diapalkan. Tapi harus ditunjukkan dengan perbuatan. Tidak hanya diapalin saja, tapi harus dilaksanakan. Tidak hanya dalam kata-kata, tapi dengan perbuatan.
Metro TV: Berarti sudah berbuat?
Jokowi: Nggak ngerti, yang menilai bukan saya kok. Saya hanya ngomong.
Sebab ideologi itu tidak hanya dalam kata-kata. Tak hanya diapalkna, tapi dilaksanakan dan diperbuat. Sudah.

Sumber :
metrotvnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar