Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo (Jokowi) tampak terkejut begitu mengetahui dana hibah yang tercantum
dalam APBD DKI 2014 mencapai Rp 5 triliun. Jumlah ini meningkat Rp 1,3
triliun dari APBD DKI 2013 sebesar Rp 3,7 triliun.
"Hah...
Masak? Tolong saya diingati ya, nanti tak cek. Eh, bener loh ingati
saya, entar tak cek," kata Jokowi, Minggu (26/1/2014).
Jokowi
mengatakan, hibah yang dialokasikan Pemprov DKI Jakarta itu sebagian
besar dipergunakan untuk daerah penyangga. Misalnya, untuk pembebasan
lahan dan pembongkaran villa di Bogor. Pemberian hibah itu untuk
mendukung upaya antisipasi banjir Ibu Kota.
Jokowi pun
memperingatkan para Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan DPRD DKI.
Jangan sampai, anggaran hibah yang bernilai fantastis itu dipergunakan
untuk kepentingan pemilu di 2014.
"Dicek, jangan sampai bansos
dan hibah dipakai untuk hal-hal yang berkaitan copras capres caleg 2014.
Peningkatannya besar sekali itu, makanya harus dicek biar enggak ada
prasangka dan suudzon," ujar Jokowi.
Berdasarkan informasi yang
dihimpun, anggaran yang dialokasikan untuk sembilan daerah penyangga
pada APBD 2014 hanya sekitar Rp 45 miliar. Jumlah itu masih sebagian
kecil dibandingkan dengan nilai hibah yang dialokasi.
Politis
Pada
kesempatan berbeda, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) menduga lonjakan dana itu sebagai anggaran politis DPRD DKI Jakarta,
karena tahun 2014 merupakan tahun politik. Oleh karena itu, ia meminta
ICW membantu mengawasi angggaran.
Selain hibah, ada juga program
belanja yang merupakan pokok pikiran (pokir) anggota DPRD DKI Jakarta
dalam APBD DKI. Pokir ini tersebar di seluruh Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) DKI Jakarta.
Secara aturan, menurut dia, pokir
tidak salah. Namun, menjadi masalah saat pokir tapi tidak jelas
penggunaannya. Misalnya hanya untuk bagi-bagi proyek seperti pengadan
meja pingpong, kursi, meja sekolah, filling cabinet, dan sebagainya.
Lebih baik anggaran berlebih itu dipangkasnya dan menjadi sisa lebih
perhitungan anggaran (Silpa).
Lonjakan anggaran untuk pendidikan
Anggota
Komisi C (keuangan) DPRD DKI Jakarta S Andyka mengatakan, peningkatan
anggaran hibah berasal dari sektor pendidikan. Misalnya untuk
peningkatan mutu pendidikan, DKI juga mengalokasikan hibah untuk
perguruan tinggi swasta seperti Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Tahun
ini, DKI juga banyak ingin mengubah sekolah swasta menjadi negeri, maka
hibah yang diberikan juga lebih tinggi, agar layak digunakan. Politisi
Partai Gerindra itu menjelaskan, dana hibah itu diberikan ke berbagai
bidang, seperti bidang keagamaan, kesejahteraan masyarakat, olahraga,
kepolisian, TNI, dan lainnya. Misalnya untuk sektor olahraga, Pemprov
DKI mengalokasikan hibah hingga ratusan miliar untuk KONI. Untuk dapat
memutuskan sebuah nilai anggaran, ada proses verifikasi nya terlebih
dahulu.
Sebelum Gubernur menyetujui angka tersebut, SKPD dan
UKPD yang memberikan rekomendasi terkait mata anggaran dengan nilai
anggarannya. Kendati demikian, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD
DKI itu menampik kalau dana hibah dialokasikan untuk kepentingan politis
politisi Kebon Sirih. Dana hibah itu, menurut Andyka, juga dialokasikan
ke organisasi politik dan masyarakat, bukanlah untuk masing-masing
kepentingan anggota DPRD.
E-budgeting
Beberapa
waktu lalu Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pernah
menemukan adanya penyalahgunaan penyaluran dana bansos dan hibah di APBD
DKI 2012. Saat itu, BPKP merilis ada anggaran sebesar Rp 8,32 miliar
untuk bantuan sosial dan hibah dengan 191 penerima baru. Padahal dalam
pembahasan APBD tersebut, ratusan penerima itu tidak ada.
Salah satu antisipasi dalam penyalahgunaan anggaran itu adalah dengan menerapkan e-budgeting.
Melalui sistem tersebut, Gubernur, Wakil Gubernur beserta Kepala badan
pengawasan keuangan daerah (BPKD) memiliki wewenang untuk mengunci
anggaran dan dana hibah yang mencurigakan. Sehingga, nantinya anggaran
tidak dapat terpakai.
"Kalau kita (DKI) lock duluan sebelum APBD
diketok (disahkan), mereka (DPRD) enggak akan ketok ketok. Jadi, biarin
saja diketok dulu, nanti baru yang mencurigakan kita lock, pasti ada yang ribut-ribut," kata Ahok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar