Setelah mengethaui
kondisi Cisadane tidak mungkin menerima air dari Ciliwung, Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo kini fokus dalam dua proyek besar. Proyek-proyek
pembangunan tersebut diharapkannya dapat menanggulangi banjir yang
selalu merendam di hampir seluruh wilayah Ibu Kota. Kemudian, apa saja
dua megaproyek Pemprov DKI dalam mengurangi titik banjir?
Pemprov
DKI Jakarta bersama pemerintah pusat, yakni Kementerian Pekerjaan Umum,
memastikan untuk membangun Waduk Ciawi dan Sukamahi.
Jokowi yang
ditemui pada Minggu (26/1/2014) kemarin mengatakan, kalau rencana
pembangunan dua waduk itu telah berlangsung lama. Sehingga, Pemprov DKI
Jakarta tinggal membebaskan lahannya serta Kementerian PU yang akan
membangun waduknya.
Kedua waduk tersebut akan dibangun pada
tahun 2015 dengan anggaran sekitar Rp 1,9 triliun dari APBN pos anggaran
Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara Pemprov DKI yang melakukan
pembebasan lahan pembangunan dua waduk yang akan dimulai pada tahun ini
dengan anggaran sekitar Rp1,2 triliun.
Rencana pembuatan Waduk
Ciawi dan Sukamahi itu diputuskan seusai rapat koordinasi Kementerian
PU, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI Jakarta di Posko Pantauan
Ciliwung-Katulampa pada Senin (20/1/2014) lalu. Jokowi meyakini
keberadaan dua waduk tersebut sangat penting untuk mengurangi debit air
dari kawasan hulu yang kerap kali mengakibatkan banjir di Jakarta.
Dengan
adanya waduk itu, aliran air dapat dibelokkan ke waduk dan dapat
menjadi potensi sumber air baku di wilayah itu. Pembangunan Waduk Ciawi
dan Sukamahi diprediksi rampung pada 2018.
Sembilan Waduk Baru
Tahun
ini, Pemprov DKI Jakarta memulai membangun sembilan waduk baru.
Pembangunan itu akan penuh dibiayai oleh APBD DKI dan dilaksanakan Dinas
Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Rencananya, pembangunan dimulai pada
Februari mendatang.
Lokasi penyebaran waduk, paling banyak
terdapat di Jakarta Utara, Timur, dan Barat. Meski begitu, Jokowi
memastikan, normalisasi waduk yang telah ada juga tetap rutin
dikerjakan.
Di sisi lain, Jokowi juga mengklaim telah
membebaskan lahan sembilan waduk itu. Sehingga, Pemprov DKI tinggal
mengerjakan pembangunannya saja.
"Februari ini, bangun dua atau tiga dulu-lah, yang di Rorotan, Marunda, sama di Cengkareng," kata Jokowi.
Pembangunan
tiga waduk di awal pelaksanaan itu direncanakan rampung dalam jangka
waktu satu tahun. Sementara penyelesaian seluruh waduk dalam jangka
waktu dua tahun. Melalui pembangunan sembilan waduk, normalisasi waduk,
serta pembangunan Waduk Ciawi dan Sukamahi, Jokowi meyakini dapat
mengurangi hingga 40 persen titik banjir.
"Yang penting, kita jangan masuk ke perencanaan terus, langsung ke pelaksanaan. Anggarannya juga saya enggak hafalin," ujarnya.
Usulan Ahok
Pembangunan
sembilan waduk sebagai alternatif penanggulangan banjir Ibu Kota ini
disampaikan pertama kali oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok). Bahkan, pria yang akrab disapa Ahok itu lebih meyakini
pembangunan sembilan waduk lebih ampuh mengatasi banjir dibanding
sodetan Ciliwung-Cisadane.
Ahok memprioritaskan pembangunan
gorong-gorong dari Casablanca ke arah Kanal Banjir Timur (KBT).
Kemudian, penambahan waduk-waduk di Jakarta sebagai penampung air hujan
dan pembangunan waduk Ciawi. Waduk yang akan dibangun di Jakarta seperti
di Cakung, Cilincing, Kali Tunjungan, Cengkareng, dan Pantai Indah
Kapuk (PIK).
Di Kali Tunjungan dekat tol, akan dibangun waduk
seluas 90 hektar. Kemudian di Cengkareng, akan dibebaskan lahan untuk
dibangun waduk seluas 120 hektar. Kemudian waduk yang dibangun di Cakung
dan Cilincing seluas 20 hingga 50 hektar, serta 30 hektar pembangunan
waduk di PIK.
Di samping itu, para pengembang yang melakukan
reklamasi pantai juga diminta menjalankan kewajiban membuat pulau di
atas lahan yang direklamasi. Karena ada aturan dalam Keputusan Presiden,
pengembang harus membenahi daratan hasil reklamasi. Mereka (pengembang)
akan mengalokasikan anggaran mereka untuk memenuhi kewajiban. Pemprov
DKI juga akan membuat waduk di kawasan Halim Perdanakusuma dan Bumi
Perkemahan Cibubur.
Pembangunan waduk Halim Perdanakusumah merupakan hasil kerjasama dengan TNI-AU. Nantinya, DKI hanya mengirimkan alat keruk atau dredger.
Mengapa
pembangunan waduk menjadi prioritas? Sebab, ia telah melihat hasil
positif dari normalisasi waduk Pluit dan Ria Rio. Ahok mengklaim
normalisasi waduk Pluit telah dapat membebaskan Jalan Sudirman dan Jalan
Thamrin dari banjir. Sedangkan normalisasi waduk Ria Rio berdampak
positif untuk kawasan Pulomas dan Cempaka Putih.
"Nah, nantinya kita akan punya banyak "baskom" untuk menampung debit air dan air hujan yang berlebih," kata Ahok.
Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar