Minggu, 01 Desember 2013

PDIP Juga Siapkan Skenario Megawati-Jokowi

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyiapkan berbagai skenario untuk Pemilu Presiden 2014 mendatang. Salah satu skenario yang disiapkan adalah mengusung Megawati Soekarnoputri dengang Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
"Kami menyiapkan berbagai skenario untuk mengadapi krisis," kata Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat ditemui di Jakarta, Minggu (1/12/2013).
Masa krisis yang dia maksud antara lain harga dollar yang tak melambung, konflik sosial dan konflik antar lembaga negara.
Salah satu skenario yang disiapkan adalah mengkombinasikan pemimpin yang kuat secara ideologi dengan pemimpin yang disukai oleh masyarakat. Hasto mengatakan, kombinasi antara Megawati dan Jokowi menarik karena mempertemukan sisi ideologi dengan popularitas yang disenangi publik. "Kalau Jokowi bisa 15 tahun kenapa tidak," dia bertanya.
Dia menyatakan penggabungan ideologi dan popularitas sejalan dengan hasil seminar Dewan Gubernur Universitas Indonesia. Hasto menuturkan, PDI Perjuangan akan mengumumkan siapa yang diusung pada saat yang tepat. Dalam berbagai skenario yang disiapkan, Jokowi masuk ke dalam salah satu skenario tersebut. Menurut Hasto, elektabilitas Jokowi akan menjadi pertimbangan kuat bagi PDI Perjuangan saat mengambil keputusan.
Hasto menyebut Megawati dan Jokowi sebagai kombinasi yang bisa menjawab persoalan krisis. Menurut Hasto keduanya masuk ke panggung politik melalui dua pintu yang berbeda. Megawati, kata Hasto masuk dari pintu yang sunyi dan penuh perlawanan. Sedangkan Jokowi masuk dari pintu yang penuh dengan kerumunan akibat pemberitaan di media massa.
Dia menuturkan, Jokowi datang pada saat yang tepat yakni ketika masyarakat ingin pemimpin yang bekerja dan tidak hanya sibuk pencitraan. Dia juga mahfum ketika masyarakat merindukan sosok yang jujur, amanah dan perhatian kepada rakyat. Karena itu Hasto menegaskan, PDI Perjuangan lebih memilih pemimpin yang jujur ketimbang yang hanya punya kekuatan modal.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar