Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/12/2013). Apakah ini sinyal untuk cikal bakal koalisi menjelan Pemilu 2014?
"Menjelang
2014, tentu Pak SBY butuh membangun kerja sama politik baru, untuk
kelanjutan program (kerja) serta keselamatan diri dan keluarga," kata
mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Jumat (27/12/2013).
Angka elektabilitas Partai Demokrat dan Partai Gerindra saat
ini, ujar dia, sama-sama butuh-butuh koalisi untuk bisa mengusung
pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2014.
"Tak
mudah tembus batas presidensial," imbuh Anas. Saat ini dia
memperkirakan hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang akan bisa
melewati ambang batas itu. Kemungkinan lainnya, sebut dia adalah Partai
Golkar, dengan syarat tak ada masalah yang menyerempet.
"Jadi,
Pak SBY dan Pak Prabowo, PD dan Gerindra, sama-sama ada hajat untuk buka
rintisan kerja sama. Hal yang wajar dalam politik," kata Anas. Koalisi
masih jadi cara untuk mengusung kandidat bagi partai yang tak lolos presidential treshold.
Duet Prabowo-SBY
Bila
benar demikian, Anas berpendapat pasangan Prabowo dan SBY merupakan
pasanyang yang layak dipertimbangkan. "Bisa kuat," kata dia.
Beberapa
waktu lalu Anas juga sudah melempar wacana bahwa pencalonan SBY sebagai
calon wakil presiden pada Pemilu 2014 akan menyelamatkan Partai
Demokrat.
Lagi-lagi bila benar dugaan Partai Demokrat dan
Gerindra sedang menjajaki kemungkinan "perkawinan politik" tersebut,
kata Anas, maka pasangan Prabowo-SBY dia perkirakan bahkan bisa
mengungguli Megawati Soekarnoputri dan Joko Widodo.
Megawati
adalah Ketua Umum PDI Perjuangan. Sedangkan Joko Widodo yang dikenal
luas dengan panggilan Jokowi adalah Gubernur DKI Jakarta yang banyak
digadang melaju ke Pemilu Presiden, sekalipun belum pernah ada
pernyataan dari PDI Perjuangan, yang mengusungnya ke kursi DKI 1.
"Saya
menduga jika nanti (pada) 2014 Prabowo-SBY bertanding dengan
Megawati-Jokowi, (hasilnya) akan dimenangkan Prabowo-SBY," kata Anas.
Sejauh ini dia mengaku tak tahu inisiator skenario duet Prabowo-SBY,
kalau benar memang ada skenario semacam itu.
"(Namun) saya yakin
kalau Pak SBY jadi mau jadi cawapres, (dia) akan jadi yang paling
favorit dan jadi rebutan para capres," ujar Anas. Dia pun mengatakan
wacana ini bukan mementahkan konvensi calon presiden bekas partainya
yang sekarang sedang bergulir.
"Guna konvensi, bekerja menaikkan
(elektabilitas) Demokrat dan cari capres," ujar Anas. Berkelakar dia
mengingatkan bahwa nama kegiatan itu sejak awal adalah "konvensi
capres".
Peran Yusril
Anas berkeyakinan
bila SBY bersedia maju lagi dalam Pemilu Presiden 2014, kali ini sebagai
cawapres, maka banyak partai yang akan turut memetik manfaat politik.
Lagi pula, kata dia, ada sinyal lain yang juga mulai berkelip dari pertemuan di istana itu. Kali ini terkait Yusril.
Yusril,
kata Anas, saat ini sedang mengajukan uji materi atas UU Pemilu
Presiden. "Yang diuji, ambang batas presidensial." Menurut dia, semua
partai politik selain PDI Perjuangan dan Golkar patut diduga akan turut
senang bila gugatan itu dimenangkan Yusril.
"Fakta, elektabilitas
Demokrat, Gerindra, dan partai-partai lain belum aman tiketnya untuk
treshold presidential yang sekarang," tutur Anas. Apakah persoalan itu
juga dibahas dalam pertemuan di istana, Anas kembali mengaku tidak tahu.
Dalam konferensi pers sesudah pertemuan, Yusril mengatakan SBY meminta
bantuan kepadanya terkait UU Mineral dan Batubara.
Khusus
pertemuan dengan Yusril, imbuh Anas, dugaan memang bisa bermacam-macam.
Maklum, kader PBB saat ini sedang jadi Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan
Zoelva. Bicara MK, sekarang sedang marak berita soal putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara (PTUN) yang membatalkan pengangkatan Patrialis Akbar
sebagai hakim konstitusi.
"Apakah juga ada kaitannya dengan kemungkinan reshuffle
kabinet? Tanyakan kepada Pak SBY. Jangan kepada Bunda Putri," kata Anas
dengan menyisipkan "sindiran" halus soal sosok misterius yang banyak
disebut di beragam kasus di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi itu.
Terlepas
dari semua dugaan dan skenario yang dia jabarkan, Anas mengatakan
pertemuan para tokoh politik tersebut harus dilihat pula bahwa saat ini
silaturahmi di antara para tokoh masih berjalan di tengah menghangatnya
"cuaca" hukum dan politik. "Itu layak kita sambut gembira."
Sepanjang Kamis malam hingga Jumat (27/12/2013) dini hari, Anas menulis kultwit panjang seputar dinamika politik nasional, terutama terkait dengan bekas partainya itu. Kultwit itu menggunakan hashtag
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar