Pembangunan jalan layang non-tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang belum juga rampung hingga pertengahan November ini. Padahal, target terakhir penyelesaian jalan tersebut adalah pada akhir bulan ini.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meminta agar pembangunannya segera diselesaikan mengingat setiap hari kendaraan di Jakarta bertambah banyak. Hingga saat ini, katanya, dia belum mengetahui apakah kontrak PT Istaka Karya akan diperpanjang atau tidak jika penyelesaian terus molor. "Saya mau lihat lapangan dulu. Masa itu jalanan tidak selesai, sedangkan mobil dan motor melonjak," katanya.
Di Ibu Kota pertambahan kendaraan pada tahun ini, Januari-Oktober, telah mencapai 1.218.000, dengan perincian 944 motor dan 273.000 mobil. Untuk membatasi jumlah kendaraan, kata Jokowi, pihaknya akan menerapkan pajak progresif yang saat ini tengah digarap di DPRD DKI.
Menurutnya, solusi Pemprov DKI dalam menekan angka pertambahan kendaraan di DKI adalah dengan menerapkan hal itu karena Pemerintah Pusat hanya berperan dalam pembatasan.
Evaluasi Istaka Karya
Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Jakarta didesak untuk mengevaluasi kontraktor PT Istaka Karya. Lamanya pembangunan jalan layang itu telah merugikan warga Jakarta dan Pemprov DKI.
“Seharusnya jalan layang itu sudah selesai paling lambat Juli 2013. Setengah tahun penambahan waktu kerja saya kira sudah terlalu lama dan itu pun hingga akhir tahun saya yakin belum tentu bisa selesai,” ujar Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan kepada SP di Jakarta, Jumat (15/11/2013).
Menurut Tigor, kontraktor tak profesional dalam mengerjakan proyek JLNT tersebut. Dia mendesak Dinas PU mengevaluasi kinerja kontraktor yang tak mampu bekerja profesional dan menjatuhkan denda penalti akibat pembangunan tidak selesai tepat waktu.
Tigor mengungkapkan, sesuai informasi yang dia peroleh dari Kepala Dinas PU DKI Rudy Manggas Siahaan, Istaka Karya harus mendatangkan ahli konstruksi dari luar negeri. Alasan itu dinilainya sebagai pembodohan karena untuk mengerjakan proyek kecil seperti JLNT Kampung Melayu-Tanah Abang tidak perlu dari luar negeri.
“Masa, dari 300 juta penduduk Indonesia tak ada ahli konstruksi? Jalan layang itu juga saya lihat tidak terlalu spesial pengerjaanya. Proyek Jembatan Suramadu saja tidak perlu mendatangkan ahli dari luar,” ucapnya.
Dinas PU, sambung dia, ke depan harus lebih jeli melihat kontraktor mana yang layak mengerjakan suatu proyek. Hal itu penting dilakukan agar proyek fisik yang dibiayai APBD tidak terkatung-katung pengerjaanya.
Dari pantauan SP di lapangan, JLNT Tanah Abang-Kampung Melayu masih dalam tahap pengerjaan konstruksi penyambungan. Masih terdapat tiga sambungan jembatan yang menganga sehingga diperkirakan tak akan selesai akhir tahun ini. Konstruksi yang belum tersambung ada di atas Jl Sudirman.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan saat meninjau jalan layang itu Senin (17/6) lalu menargetkan, pembangunan rampung dalam 28 hari. Artinya, sesuai target Dahlan Iskan JLNT itu sudah bisa digunakan sebelum Lebaran lalu.
"Saya ingin pembangunan jalan layang ini segera diselesaikan, agar masyarakat bisa menggunakannya. Ditargetkan dalam 28 hari selesai jika tidak ada gangguan alam semisal hujan deras, dan gangguan besar lainnya," ujar Dahlan yang membawahi Istaka Karya.
Sumber :
suarapembaruan.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar