Senin, 04 November 2013

Jokowi Diminta Minta Maaf Atas Ulah Pendukungnya

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) diminta untuk mengingatkan para 'pendukungnya' di dunia maya untuk berlaku santun. Sebab, caci maki yang dilontarkan 'pendukungnya' kepada para pengkritik, justru bisa menjatuhkan citra Jokowi.
“Akan sangat bagus bila Jokowi meminta maaf kepada para pengkritiknya atas ulah 'pendukungnya' sambil terus bekerja keras membenahi Jakarta. Saya akan sampaikan hal itu bila saya menjadi penasihatnya,” kata Guru Besar Ilmu Komunikasi UI Sasa Djuarsa Sendjaja saat dihubungi, Selasa (5/11/2013).
Menurutnya, bila hal itu dilakukan oleh Jokowi, maka simpati yang diperolehnya akan lebih optimal. Dia mengingatkan, tidak tertutup kemungkinan bila caci maki yang dilontarkan oleh para 'pendukung' Jokowi di media sosial, justru merupakan strategi untuk menjatuhkan citranya.
“Ada kemungkinan yang dilakukan itu justru untuk mendompleng dan menghajar Jokowi. Secara formal, Jokowi memang tidak memiliki peluang untuk dicalonkan sebagai presiden. Sebab, Jokowi bukanlah tokoh utama partai dan selama ini dia 'hanya' menjadi capres via poling,” ujarnya.
Sehingga, tak heran bila para pesaingnya akan merusak reputasinya dan menghancurkan peluangnya untuk dicapreskan. Tidak tertutup kemungkinan pula bahwa caci maki itu justru untuk mengesankan 'pendukungnya' adalah orang-orang kasar dan tidak intelek.
“Akibatnya, citra Jokowi akan semakin jelek. Saya menduga, tidak semua yang mendukungnya di media sosial itu murni untuk membelanya. Oleh karena itu, tidak heran muncul tudingan bila besarnya dukungan terhadap Jokowi merupakan rekayasa,” tandasnya.
Dia beralasan, pendukung yang sebenarnya tentu tidak ingin membuat citra Jokowi jelek. Wajar jika muncul dugaan bahwa banyaknya cacian terhadap pengkritik Jokowi, merupakan strategi untuk menghancurkan citranya.
“Hal itu dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu untuk merekayasa dukungan melalui cyber army. Konstruksi maupun rekayasa dukungan itu memang memungkinkan. Apalagi ada teknologi yang bisa dimanfaatkan,” tegasnya.
Dia menyatakan, akan sangat merugikan bila Jokowi membiarkan ‘pendukungnya’ tetap berlaku kasar dan tidak mengingatkan mereka untuk mengubah sikapnya. Sebaliknya, Jokowi justru harus bisa membiarkan orang mengkritiknya, sambil terus meningkatkan kinerjanya.

Sumber :
suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar