Selasa, 29 Oktober 2013

Proyek Kejar Tayang

Banjir dan lalu-lintas macet di Jakarta bisa tambah menggila. Serapan anggaran yang dialokasikan Pemprov DKI Jakarta sampai dengan menjelang akhir tahun 2013  masih minim. Penanganan banjir hanya menghabiskan 25 persen, sedangkan kemacetan sekitar 20 persen.
Sisa uang menumpuk di kas daerah. Itu persoalan serius. Semestinya banjir dan macet sudah dapat diminimalisir. Tidak keliru bila kita cemas.
Total alokasi penanggulangan  banjir 2,5T, antara lain diperuntukan mengeruk saluran air di lingkungan hunian kita. Dari jumlah tersebut sesuai dengan data Dinas Pekerjaan Umum, baru dipakai 625M atau 25 persennya.
Dinas Perhubungan juga mengungkap alokasi penanggulangan kemacetan disediakan pemprov sekitar 1,9T. Realisasinya menghabiskan 400M. Sisa 1,5T belum tersentuh.
Akhir tahun anggaran tianggal 2 bulan lagi. Logika sederhana yakni capain kerja di lapangan selama 10 bulan hanya serata dengan anggaran 20 hingga 25 persen. Idealnya, sudah terserap 97 persen. Pertanyaan kita, segesit apa kedua dinas itu dapat memacu kecepatan pekerjaannya?
Patut diwaspadai, pengerjaan proyek dipaksakan serupa membuat film kejar tayang. Mengabaikan kualitas bestek. Nilai barang dan atau jasa yang ditangani tidak seimbang dengan biaya. Ujung-ujungnya rakyat dirugikan akibat pemborosan.
Kita pastikan aparat terkait punya alasan mengapa dan bagaimana penyerapan anggaran lelet. Dari masa ke masa argumennya selalu stereotip atau klise. Misal, terkendala pembebasan lahan, proses tender tertunda dan banyak lagi yang lainnya.
Spirit Jakarta Baru yang digulirkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meraih sukses besar jika kebiasaan lama tersebut disingkirkan. Apalagi untuk mengatasi problema yang terus-terusan menderita jutaan rakyat, pasti butuh prioritas.
Anggaran dan jadwal kerja dirancang kalangan ahli di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Menghabiskan dana dan proses panjang. Ketika dilaksanakan mengapa selalu seperti itu?
Bagi wong cilik yang paling penting adalah tepat anggaran, tepat sasaran, tepat guna dan tepat waktu. Kehidupan sekarang harus menjadi lebih baik daripada kemarin.
Kita tidak ikhlas jika kelak kembali kebanjiran seperti masa lalu, Tidak rela bila macet lagi, macet lagi, tanpa ada perubahan yang membaik.
Apa kerjanya aparat pelayan publik?

Sumber :
Pos Kota

Tidak ada komentar:

Posting Komentar