Partai Golongan Karya (Golkar) masih mencari sosok yang tepat untuk dijadikan calon wakil presiden yang akan mendampingi Ketua Umum, Aburizal Bakrie di Pilpres 2014 mendatang. Sejumlah nama seperti Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, tengah mereka pertimbangkan.
"Siapa yang sodorkan paling cocok. Jokowi, Mahfud MD, Hedi Prabowo," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Tantowi Yahya, di sela-sela acara memperingati hari jadi Partai Golkar ke 49 di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, Minggu (20/10/2013).
Dia menambahkan, Golkar tak pernah mempersoalkan etnis apa yang akan mendampingi Ical nantinya. Hanya saja, untuk latar belakang pendamping Ical, sebenarnya Golkar berharap dari kalangan militer.
"Siapa pun berhak yang menjadi calon presiden. Tapi dalam tataran praktisnya itu ada. Untuk ARB, ada yang menyarankan (etnis) Jawa, ada yang berkehendak dari militer juga," ujarnya.
Menurut pria berkacamata ini, ada alasan mengapa Golkar berniat mencari pendamping dari kalangan militer dan beretnis Jawa untuk Ical. Salah satunya agar target kursi yang didapat Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mencapai 35 persen.
"Biar bisa memenuhi 30 persen Pileg, sedangkan harapan Ketum 35 persen," tambah mantan artis ini.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung menambahkan, Golkar memang membuka diri pada kandidat capres atau cawapres dari etnis Jawa yang bakal meramaikan Pilpres 2014 nanti.
"Jawa kan mayoritas, suku Jawa tersebar di pulau lain juga, Jawa menjadi pertimbangan," jelas Akbar.
Selain faktor etnis, lanjut Akbar, Golkar juga mempertimbangkan hal-hal lainnya. Salah satunya, tingkat keterpilihan calon tersebut di masyarakat. Apakah cukup dikenal publik dan mendapat respons positif atau sebaliknya.
"Menjadi pertimbangan lain, latar belakang militer, cendikiawan, itu jadi bagian dari pertimbangan siapa yang tepat menjadi wapres. Termasuk kalangan internal. Yang jelas dilihat dari segi keterpilihan karena yang banyak menentukan masyarakat yang memilih," jelasnya.
Meski demikian, di luar itu semua Akbar menyarankan partai fokus agar di Pemilu Legislatif nanti bisa meraih suara yang signifikan. Setelah itu tercapai, barulah memikirkan soal capres dan cawapres ideal pilihan Golkar.
"Saya termasuk yang menyampaikan, fokus ke Pemilu Legislatif untuk meraih suara signifikan, minimal di atas 20 persen. Itulah yang menjadi target," tegas Akbar.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar