Minggu, 20 Oktober 2013

Elektabiltas Jokowi Tak Mampu Dongkrak Suara PDI-P

Banyak pihak berharap, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai Capres pada 2014 yang akan datang. Tetapi kenyataan tak semudah yang diharapkan, partai pengusung Jokowi ternyata sangat rentan tak akan mampu mengajukan Jokowi sebagai Capres 2014.
Hal ini terungkap dari paparan hasil survei LSI. Tingkat keterpilihan Jokowi ternyata sama sekali tak berpengaruh terhadap elektabilitas Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Meski Jokowi santer disebut-sebut sebagai capres, dukungan suara terhadap PDI-P yang tetap stabil (tidak naik) akan menghambat pencapresan Jokowi pada tahun 2014 yang akan datang.
Demikian dikatakan peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adji Alfaraby dalam paparan hasil survei yang digelar pada 12 September-5 Oktober 2013. Hasil survei dengan 1.200 responden menunjukan suara PDIP yang cenderung stabil dibanding survei LSI sebelumnya pada Maret 2013.
Pada survei Maret 2013, PDI-P memperoleh dukungan 18,8 persen sedangkan hasil survei Oktober dukungannya 18,7 persen."Elektabilitas PDI-P cenderung stabil," kata Adji di kantornya, Jalan Pemuda, Jaktim (20/10/2013).
Hasil ini menurut Adji menunjukkan Jokowi tidak berpengaruh pada elektabilitas PDI-P. "Elektabilitas Jokowi tidak mampu dikonversi sebagai elektabilitas partai. Jokowi belum bisa mendongkrak suara PDI-P karena asosiasi Jokowi terhadap PDI-P masih lemah," tutur Adji.
Dalam surveinya, LSI juga tidak menyertakan Jokowi sebagai capres yang masuk dalam kuesioner karena belum ada keputusan resmi PDI-P mencalonkan mantan Wali Kota Solo tersebut.
Megawati dimasukkan dalam survei karena memenuhi syarat indeks capres 2014 yang diformulasikan LSI yakni capres adalah pimpinan partai dan didukung elektabilitas tinggi.
Dua indeks itu yang juga jadi alasan memasukan nama Aburizal Bakrie sebagai capres. Sebab dari survei LSI, Golkar berada di urutan teratas dengan 20,4 persen dan Ical sudah ditetapkan secara resmi sebagai capres berlambang pohon beringin.
Mengenai adanya faksi di internal Golkar yang belum 100 persen menerima pencalonan Ical, Adji menyebut LSI tidak mempertimbangkannya. "Kelompok ini (faksi berbeda pendapat) kecil. Saya kira sulit pencalonan Ical dievaluasi karena dia ketum partai," ujar Adji.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar