Selasa, 17 September 2013

Mampukan Jokowi Hentikan Mal?

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mewacanakan kembali ide moratorium pembangunan pusat perbelanjaan alias mal. Wacana ini sempat muncul di era kepemimpinan mantan Gubernur Fauzi Bowo pada 2011 silam. Alasan Jokowi, ingin mengembangkan pasar tradisional di Jakarta. Sehingga, menurut Jokowi, akan ada pemerataan ekonomi hingga lapis paling bawah.
Hanya, niat Jokowi ini harus diikuti keinginan yang kuat. Sebab, menurut data yang dilansir Cushman and Wakefield, konsultan properti asal Amerika, pertumbuhan mal di Jakarta terus meningkat setiap tahun.
"Jumlah mal di Jakarta sudah terlalu padat," kata Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield, Arief Rahardjo, Selasa (17/9/2013).
Menurut data yang dilansir oleh Cushman and Wakefield, pada 2008 jumlah pusat belanja di DKI menempati lahan seluas 3.080.097 meter persegi. Angka tersebut terus naik, pada semester I 2013, jumlahnya sudah naik menjadi 3.920.618 meter persegi. Rata-rata, setiap tahunnya permintaan akan pengembangan bisnis retail naik sekitar 3,9 persen.
Dari angka tersebut, Jakarta Selatan termasuk yang menyumbang jumlah mal terbanyak dengan luasan 1.743.200 meter persegi. Disusul Jakarta Utara sebanyak 758.900 meter persegi. Bahkan, hingga akhir 2013 diprediksi masih ada penambahan mal lagi seluas 190.100 meter persegi.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar