Pembangunan mega proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta sudah di
depan mata. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) awal pekan ini
memastikan pengerjaannya akan dimulai Oktober mendatang, dengan
membangun terminal di Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Namun sejauh ini
segudang persoalan masih terus membelit proyek bernilai triliunan
rupiah ini. Setumpuk masalah itu di antaranya diungkapkan Dewan
Transportasi Kota Jakarta.
Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta
Azaz Tigor Nainggolan menilai kinerja PT MRT Jakarta sebagai pihak yang
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan proyek MRT tidak profesional
dan amburadul karena tidak ada sosialisasi yang jelas terhadap publik
terkait pembangunan konstruksi fisik proyek MRT.
Ia pun pesimistis groundbreaking
bisa dilakukan Oktober bila mengacu kinerja PT MRT. Azaz menegaskan,
mestinya sosialisasi sudah dilakukan minimal enam bulan lalu. Bila nanti
mulai terjadi pembangunan konstruksi, publik pasti bingung soal
pengalihan arus kendaraan, kemacetan, hingga dampak pengaruh sosialnya.
“Coba bayangkan. Di depan rumah dipatok pagar ada pembangunan tapi kita
dikasih tahu arahnya bagaimana nanti. Lha, ini gak ada sosialisasi
terbuka. Kami tanya, mereka bingung jawabnya,” kata Azaz kepada
detikcom, kemarin.
Seharusnya, dia menekankan, PT MRT aktif
berkonsultasi dengan Jokowi terkait masalah sosialisasi. Hal
ini dinilai penting karena publik masih awam soal proyek waktu
pembangunan MRT meski sudah digembor-gemborkan sejak lama.
Apalagi proyek MRT yang diprediksi molor penyelesaiannya hingga 2019
bakal menimbulkan efek macet yang luar biasa dan menyusahkan publik
dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Azaz lantas memberi
contoh keberhasilan Jokowi soal penataan Blok G Tanah Abang yang harus
menjadi inspirasi kecil bagi PT MRT. “Buka keran pertanyaan ke
masyarakat. Ini proyek triliunan lho, tapi kok amburadul dan gak
profesional kerjanya,” ujarnya.
Azaz mengaku tidak setuju dengan
anggapan kalau proyek ini terkesan dipaksakan. Pasalnya, ide pembangunan
MRT sudah diwacanakan sejak lama dan seharusnya sudah siap bila saat
ini dikerjakan.
Proyek MRT ini juga dinilai cocok untuk jangka
panjang mengatasi kemacetan di DKI Jakarta karena bisa mengangkut satu
juta orang per hari dan menekan jumlah kendaraan pribadi.
Meski
dalam proses pembangunan konstruksinya, ia melihat bakal sulit mengurai
kemacetan di ibu kota. “Ya makanya harus dikerjakan yang benar. Dengan
sosialisasi aja masih ada kemacetan. Apalagi kalau sosialisasi enggak
ada,” katanya menegaskan.
Ihwal revisi tiga peraturan daerah,
Azaz berharap hal ini tidak menjadi ganjalan dan cepat diselesaikan.
Menurutnya, Pemprov DKI dan DPRD harus konsisten terkait proyek MRT yang
diwacanakan sejak puluhan tahun lalu. Ia pun menyarankan agar DPRD bisa
mem-back up PT MRT serta Pemprov DKI untuk membuka keran terhadap masyarakat terkait proyek pembangunan ini.
“Jangan
ada ganjal mengganjal karena kita membutuhkan MRT. Di sisi lan, Pak
Jokowi harus bisa awasi dan mengontrol PT MRT,” ujar Azaz.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami mengatakan terkait revisi
dua perda terkait proyek MRT yaitu Perda No.3/2008 tentang Pembentukan
BUMD PT MRT Jakarta dan Perda No.4/2008 tentang Penyertaan Modal Daerah
di PT MRT, wewenangnya berada di DPRD.
Menurutnya, MRT akan
tunduk ada proses dan mekanisme yang ditetapkan. Namun, ia menegaskan
hal itu tidak akan menjadi kendala dalam proses groundbreaking.
“Meski prosesnya kompleks, kami harus optimistis groundbreaking sesuai
jadwal yang ditetapkan,” ujarnya melalui Email, Selasa (17/9/2013).
Dono juga menyadari pembangunan MRT akan berpengaruh
terhadap kemacetan lalu lintas. Ia pun menekankan sudah memikirkan
persoalan kenyaman publik ini seperti pengalihan arus. Namun, ia
mengingatkan pengalihan arus ini tergantung dari titik-titik area lokasi
konstruksi serta wilayah sekitarnya sehingga mekanisme pengalihan jalan
ini berbeda-beda.
Ia juga mengaku pihaknya sudah berkoordinasi
dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI, Kementerian Perhubungan serta
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar