Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui kinerja pimpinan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) masih jauh dari harapannya. Ke depan, proses rekrutmen
pimpinan BUMD akan dilakukan seperti lurah dan camat yakni melalui uji
seleksi dan promosi terbuka.
"Ndak apa-apa, kalau perlu lelang semua saja," ujarnya di Balaikota, Selasa (3/9/2013).
Meski demikian, lanjut Jokowi, perekrutan melalui serangkaian fit and proper test yang kerap disebut lelang jabatan tersebut bukan prioritasnya.
Jokowi mengaku masih fokus merekrut abdi masyarakat seperti lurah dan camat yang berkualitas. "Step by step ke arah sana. Kita fokus ke birokrasinya dulu, baru nanti masuk ke BUMD," ujarnya.
BUMD yang dibidik Jokowi adalah PD Pasar Jaya. Berdasarkan
penilaiannya, ada peyimpangan fungsi dari instansi pemerintah itu.
Sejatinya, BUMD memiliki fungsi mengurus masalah pedagang pasar,
komoditas yang dijual di pasar, sekaligus yang turut melakukan
pemantauan harga barang.
"Yang kemarin-kemarin itu apa? PD Pasar Jaya hanya ngurus properti. Harusnya kan properti itu diurus sama Jakpro (PT Jakarta Propertindo-red)," tegas Jokowi.
Jokowi mengatakan, penyalahgunaan fungsi itu terjadi lantaran PD
Pasar Jaya dianggap mau enaknya saja tanpa mau mengurus permasalahan di
pasar, tapi mengeruk keuntungan dari sewa properti pasar.
Jokowi berharap, dengan melelang jabatan pimpinan BUMD, kinerja bisa meningkat.
Sebelumnya diberitakan, satu anggota DPRD DKI Fraksi Partai
Golkar Siti Zauzah menuding PD Pasar Jaya tidak memiliki inovasi,
imajinasi dan daya kreatif dalam mengelola pasar-pasar di Jakarta. Oleh
sebab itu, pimpinan BUMD harus diangkat melalui proses yang terbuka
serta transparan.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar