Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak ingat berapa kali
mengunjungi Blok G Tanah Abang sejak Juli hingga diresmikan awal
September. Jokowi hanya mengingat kunjungannya itu hampir dilakukan
setiap hari, pagi, siang, sore, malam, dan dini hari. Beberapa kali
kunjungannya itu diliput media, tetapi sebagian lain dilakukan tanpa
pantauan media.
"Tanyakan warga Tanah Abang berapa kali saya ke sana. Saya tidak
ingat. Kadang pagi, siang, sore, malam, dini hari. Saya perlu terus
memantau kondisi di sana agar pekerjaan bisa cepat jalan," kata Jokowi
di Balaikota Jakarta, Selasa (3/9/2013).
Kedatangannya ke Tanah Abang, katanya, bagian dari manajemen kontrol
sebuah proyek. Tanpa manajemen kontrol yang intensif, pekerjaan akan
lebih lama selesai. "Tidak perlu waktu lama jika terus menerus
ditunggui. Jika dilepas, relokasi di sana bisa satu tahun," kata Jokowi.
Kedatangan Jokowi tidak selalu bersama wartawan, tetapi hanya
ditemani ajudan dan orang dekat. Jam kunjungannya pun tidak jelas, walau
lebih sering pada jam kerja, tetapi pada saat tertentu mendatangi Blok G
dini hari.
"Jika semua sudah bisa jalan sendiri, mengerti yang dikerjakan, cepat
merespons persoalan, saya tidak perlu ke sana terus. Tetapi kondisinya
tidak seperti itu, pihak-pihak terkait belum bisa dilepas sendiri,"
kata Jokowi.
Ketika ditanya mengenai jumlah sekitar 30 kali kunjungan, Jokowi
mengatakan bisa jadi sampai angka itu. Model kontrol serupa
diterapkannya untuk penanganan Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio. Manajemen
kontrol seperti dia dapatkan ketika 23 tahun bekerja di sektor swasta.
"Saya terbiasa bekerja dalam batas waktu yang singkat, tuntutan kualitas
kerja tinggi, dan tepat waktu," kata Jokowi.
Di awal penataan Tanah Abang, Juli lalu, Jokowi sempat disarankan
agar tidak mengunjungi Tanah Abang karena dianggap berisiko. Namun,
anjuran itu hanya diterima beberapa hari, selanjutnya dia rajin
mengunjungi Pasar Blok G. Dia ingin memastikan langsung proses relokasi
berjalan lancar. Relokasi pedagang kaki lima (PKL) merupakan langkah
awal menata kawasan niaga itu.
Bukan hanya relokasi, Pemprov DKI Jakarta menata kawasan itu menjadi
kawasan niaga kelas dunia. Akses jalan dipermudah, jalan sempit
dilebarkan, drainase diperlancar, dan fasilitas umum sedang dilengkapi.
Kelak Jokowi berharap menjadikan Tanah Abang menjadi sentra
primer, pusat grosir industri tekstil nasional dan internasional.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar