Kamis, 26 September 2013

Filosofi Peci

Pemberian sebuah peci milik Abdurrahman Wahid oleh sang istri, Sinta Nuriyah kepada Gubernur Joko Widodo (Jokowi), rupanya memiliki nilai filosofis yang mendalam.
Putri kedua Sinta dan almarhum pria yang akrab disapa Gus Dur, Yenny Wahid kepada Kompas menjelaskan, penyematan peci di kepala Jokowi merupakan simbolisasi pemberian tanggung jawab yang besar.
"Kepala bagi orang Jawa adalah anggota tubuh yang dihormati. Peci, sebagai penutup kepala, sangat besar apresiasinya atas anggota tubuh yang paling dihormati tersebut," ujar Yenny.
Yenny mengakui, peci berbahan rotan berwarna krem dengan garis cokelat tersebut merupakan salah satu koleksi peci kesukaan ayahnya. Tapi, diakuinya, peci tersebut secara spesifik tidak digunakan langsung oleh mantan Presiden ke-4.
Jokowi, kata Yenny, dianggap memiliki kesamaan gagasan dengan sang ayah, yakni ketidaksukaan dengan birokrasi yang berbelit-belit hingga kesukaannya untuk turun langsung ke lapangan demi menangkap opini masyarakat secara langsung. Terlebih, Jokowi dianggap memiliki dua hal yang jarang ditemui di sosok pejabat negara lainnya.
Pertama, soal kemampuan mengelola pemerintah daerah yang baik. Dan yang kedua, yakni soal memberikan perhatian yang lebih terhadap isu keberagaman, khususnya saat Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI. "Apalagi pas pecinya disematkan, pas dengan kepala Jokowi, saya rasa memang sudah jodoh," lanjut Yenny.
Joko Widodo mendapatkan hadiah spesial saat menjadi key note speaker di Hari Lahir ke-9 Wahid Institute pada Kamis (26/9/2013). Di akhir acara, Sinta Nuriyah menyematkan peci berbahan rotan dengan warna krem serta garis cokelat milik Gus Dur ke kepala Jokowi. Pemberian peci itu dilaksanakan di depan sejumlah tokoh, semisal Akbar Tanjung, Wiranto serta sejumlah tokoh lainnya.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar