Kamis, 26 September 2013

Amien Rais Kritik Jokowi, Kader PAN Justru Bela Jokowi

Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (MPP PAN) Amien Rais mengkritik keras kinerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) yang dianggap lebih banyak pencitraan ketimbang bekerja. Amien menilai sosok Jokowi seperti Presiden Filipina Joseph Estrada yang terpilih dalam pemilu hanya mengandalkan popularitasnya.
Namun, politisi PAN yang juga Wakil Ketua Komisi II DPR, Abdul Hakam Naja memiliki pandangan yang berbeda dan justru membela Jokowi. Hakam menilai presiden yang ideal adalah presiden yang memiliki tingkat popularitas yang baik di tengah masyarakat seperti halnya Jokowi yang sangat dikenal masyarakat.
"Ya presiden ideal itu kan yang harus dikenal dan kalau tidak dikenal kan bagaimana dia bisa disayang sama rakyat. Jadi dia harus dikenal, lalu punya kompetensi. Ya saya kira presiden ideal ya seperti itu," kata Hakam di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (25/9/2013).
Meski demikian, Hakam menjelaskan meski Jokowi memiliki tingkat popularitas yang baik tetapi ia berharap Jokowi juga bisa mewujudkan harapan masyarakat Jakarta untuk membebaskan Ibukota dari kemacetan serta menjadi kota idaman masyarakat. Itu harus dilakukan Jokowi sebelum resmi menjadi Calon Presiden 2014 mendatang seperti yang diprediksi saat ini.
"Ya pada suatu saatnya nanti kita lihat ya. Ini kan masih dalam proses dan Pak Jokowi kan masih sebagai gubernur ya nanti kita lihat lah," tukas Hakam.
Sebelumnya, Mantan Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais, menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan bekas Presiden Filipina Joseph Estrada. Pernyataan itu disampaikan Amien saat memberikan kuliah umum di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Selasa 24 September 2013 lalu.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Amien Rais mengungkapkan persamaan itu karena Jokowi dan Joseph Estrada dipilih menjadi pemimpin karena popularitasnya.
Joseph Estrada populer di Filipina karena merupakan bintang film di negeri bekas jajahan Spanyol. Namun, Joseph akhirnya hanya bertahan selama beberapa bulan memimpin Filipina, setelah digulingkan dalam kudeta tak berdarah tahun 2001, dan digantikan wakilnya, Gloria Aroyo.
Amien berharap Indonesia tidak memilih Jokowi sebagai presiden pada 2014, hanya karena popularitasnya.

Sumber :
liputan6.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar