Senin, 15 Juli 2013

Disuntik Dana Dari Jokowi, Bank DKI Ingin Berskala Nasional

Tiga bulan lalu Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), sepakat menyuntikkan tambahan modal Rp 1,35 triliun untuk PT Bank DKI (Persero). Tambahan modal itu akan digunakan untuk menambah 40 kantor cabang di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Bank DKI Eko Budiwiyono mengatakan dari total modal tambahan pemprov, realisasinya baru sebesar Rp 450 miliar pada April 2013. "Sisanya diharapkan bisa terealisir pada semester II tahun ini," ujarnya dalam paparan kinerja di Jakarta, Senin (15/7/2013).
Suntikan modal dari pemprov meningkatkan Capital Aduquacy Ratio (CAR) menjadi 14,4 persen per Juni 2013. Meningkat dibanding Desember 2012 sebesar 12,2 persen.
"CAR meningkat karena kita memperoleh tambahan modal dari Pemprov DKI. Dengan demikian, kita ingin memperluas jaringan bisnis dan bertransformasi skala nasional," paparnya.
Sebagai strategi bisnis utama selepas memperoleh tambahan modal, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI ini bersiap menambah 40 kantor cabang. Nantinya, fokus Bank DKI tidak hanya di Jabodetabek, namun juga merambah luar Jawa.
"Kami telah membuka kantor layanan di Depok dan Bumi Serpong Damai, dan dalam waktu dekat membuka cabang di Pekanbaru, Palembang, dan Makassar," ungkap Eko.
Total, Bank DKI memiliki 208 unit kantor cabang, meliputi 23 kantor cabang konvensional, 2 cabang syariah, 39 cabang pembantu, 8 cabang pembantu syariah, 105 kantor kas, serta 31 kantor pembayaran.
Meski melakukan ekspansi dalam bentuk membuka cabang baru, Eko mengklaim efisiensi kantornya meningkat. Indikatornya adalah rasio BOPO yang menjadi 71,15 persen per semester I 2013.
"Kita ingin membuat bank ini lebih efisien, BOPO kita yang mencapai 71,15 persen lebih baik dibanding BOPO 2012 sebesar 81,4 persen," paparnya.
Hingga semester I tahun ini, total aset Bank DKI mencapai Rp 28,7 triliun. Capaian ini melonjak dibanding 2012, sebesar 13,6 persen.


Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar