Selasa, 18 Juni 2013

Jokowi Rencanakan Pengelolaan Pompa Air Terpadu

Pengelolaan pompa air pada sistem polder (dataran rendah yang dibentengi tanggul) di Jakarta akan disatukan. Pengelolaan pompa oleh pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan swasta menjadi akar persoalan kekacauan kontrol operasional.
”Ke depan, kami akan menyatukan manajemen pengelolaan pompa, baik pompa Jakarta, pompa milik pusat, maupun pompa milik swasta. Sekarang ini belum klop, masih sendiri-sendiri. Jadi, belum bisa mengontrol bagaimana operasional pompa itu,” kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Senin (17/6/2013), saat berada di rumah pompa di Pintu Air Ancol Timur, Jakarta Utara.
Jokowi mencontohkan, pompa di Pintu Air Ancol Timur yang rusak sebenarnya milik Kementerian Pekerjaan Umum. Lantaran belum diserahkan ke Pemprov DKI Jakarta, pengelolaan pompa itu menjadi tidak intens. Akibatnya, terjadi kerusakan yang berdampak pada genangan di Pademangan, Jakarta Utara.
Pemprov DKI Jakarta mengerahkan enam pompa bergerak dengan kekuatan 2 meter kubik per detik. Pompa-pompa itu tidak bisa beroperasi dalam waktu bersamaan, tetapi dua unit secara bergiliran.
Selain itu, Pemprov DKI juga akan mengaudit kondisi semua pompa yang ada di DKI Jakarta. Saat ini, kondisi pompa di Jakarta belum jelas, berapa yang berusia tua dan berapa yang sudah rusak.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta memiliki 627 pompa dalam sistem polder. Pompa itu berkekuatan 406.512 meter kubik per detik yang tersebar di 114 lokasi. Data itu tercantum dalam buku Sistem dan Pola Pengendalian Banjir Provinsi DKI Jakarta yang diterbitkan Dinas PU Provinsi DKI pada 2012.
”Kami tidak tahu banyak tentang operasional pompa itu,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta Sahala Bachtiar.

Belum surut
Hingga Senin, air masih menggenangi Kelurahan Pademangan Barat dan Timur, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Sembilan pompa darurat yang dikerahkan belum mampu menyedot genangan. Begitu terjadi rob dan hujan, tinggi genangan mencapai 50 sentimeter di jalan lingkungan dan permukiman warga.
Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara Kuryatna Atmaja menyebutkan, pompa-pompa darurat tersebar di lima lokasi, yakni di Pintu Air Ancol Timur, dua di Jalan Gunung Sahari Raya, Jalan Budi Mulia, dan Jalan Pemandangan. Keberadaannya mengurangi tinggi genangan, tetapi tak cukup mampu mengeringkan sebagian wilayah Pademangan yang berada di bawah permukaan laut.
”Ada satu pompa berukuran besar, yakni 2 meter kubik per detik. Pompa itu seharusnya beroperasi pada Minggu, tetapi tidak bisa beroperasi karena belum ada kabelnya,” kata Kuryatna.
Ketua RW 001, Kelurahan Pademangan Barat, Toto Adi S menambahkan, sedikitnya 40 warga mengungsi di Plaza Maspion. Sebagian warga bertahan di rumah meski genangan setinggi 30-50 sentimeter.
”Warga mulai sakit-sakitan. Mereka mengeluhkan gatal-gatal, demam, serta batuk dan pilek,” ujarnya.


Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar