Pengelolaan pompa air pada sistem polder (dataran rendah yang
dibentengi tanggul) di Jakarta akan disatukan. Pengelolaan pompa oleh
pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan swasta menjadi akar persoalan
kekacauan kontrol operasional.
”Ke depan, kami akan menyatukan
manajemen pengelolaan pompa, baik pompa Jakarta, pompa milik pusat,
maupun pompa milik swasta. Sekarang ini belum klop, masih
sendiri-sendiri. Jadi, belum bisa mengontrol bagaimana operasional
pompa itu,” kata Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Senin (17/6/2013),
saat berada di rumah pompa di Pintu Air Ancol Timur, Jakarta Utara.
Jokowi
mencontohkan, pompa di Pintu Air Ancol Timur yang rusak sebenarnya
milik Kementerian Pekerjaan Umum. Lantaran belum diserahkan ke Pemprov
DKI Jakarta, pengelolaan pompa itu menjadi tidak intens. Akibatnya,
terjadi kerusakan yang berdampak pada genangan di Pademangan, Jakarta
Utara.
Pemprov DKI Jakarta mengerahkan enam pompa bergerak dengan
kekuatan 2 meter kubik per detik. Pompa-pompa itu tidak bisa
beroperasi dalam waktu bersamaan, tetapi dua unit secara bergiliran.
Selain
itu, Pemprov DKI juga akan mengaudit kondisi semua pompa yang ada di
DKI Jakarta. Saat ini, kondisi pompa di Jakarta belum jelas, berapa
yang berusia tua dan berapa yang sudah rusak.
Saat ini, Pemprov
DKI Jakarta memiliki 627 pompa dalam sistem polder. Pompa itu
berkekuatan 406.512 meter kubik per detik yang tersebar di 114 lokasi.
Data itu tercantum dalam buku Sistem dan Pola Pengendalian Banjir Provinsi DKI Jakarta yang diterbitkan Dinas PU Provinsi DKI pada 2012.
”Kami
tidak tahu banyak tentang operasional pompa itu,” kata Kepala Bidang
Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta
Sahala Bachtiar.
Belum surut
Hingga Senin,
air masih menggenangi Kelurahan Pademangan Barat dan Timur, Kecamatan
Pademangan, Jakarta Utara. Sembilan pompa darurat yang dikerahkan belum
mampu menyedot genangan. Begitu terjadi rob dan hujan, tinggi genangan
mencapai 50 sentimeter di jalan lingkungan dan permukiman warga.
Kepala
Seksi Pemeliharaan Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Utara Kuryatna
Atmaja menyebutkan, pompa-pompa darurat tersebar di lima lokasi, yakni
di Pintu Air Ancol Timur, dua di Jalan Gunung Sahari Raya, Jalan Budi
Mulia, dan Jalan Pemandangan. Keberadaannya mengurangi tinggi genangan,
tetapi tak cukup mampu mengeringkan sebagian wilayah Pademangan yang
berada di bawah permukaan laut.
”Ada satu pompa berukuran besar,
yakni 2 meter kubik per detik. Pompa itu seharusnya beroperasi pada
Minggu, tetapi tidak bisa beroperasi karena belum ada kabelnya,” kata
Kuryatna.
Ketua RW 001, Kelurahan Pademangan Barat, Toto Adi S
menambahkan, sedikitnya 40 warga mengungsi di Plaza Maspion. Sebagian
warga bertahan di rumah meski genangan setinggi 30-50 sentimeter.
”Warga mulai sakit-sakitan. Mereka mengeluhkan gatal-gatal, demam, serta batuk dan pilek,” ujarnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar