Plastik menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di Jakarta.
Bagaimana tidak, semua pedagang kini mengandalkan kantong kresek sebagai
wadah dagangan mereka.
Padahal, dari sifat zat yang dikandung,
plastik tidak dapat didaur ulang apalagi hancur jika menyatu dengan
tanah. Alhasil, keberadaan plastik-plastik itu malah merusak lingkungan.
Khusus
di Jakarta, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia, dari delapan ribu ton sampah, sebanyak 1.060 ton merupakan
sampah plastik. Berkaca dari kondisi itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), lantas mengeluarkan Surat
Edaran No 6 tahun 2013 mengenai larangan menggunakan kantong plastik
bagi pusat perbelanjaan.
Rupanya, usulan Jokowi ini diprotes oleh
beberapa pengelola mal di Jakarta. Bukan tak setuju dengan semangat Go
Green untuk memperbaiki lingkungan, tapi lebih kepada sasaran yang ini
dituju dari surat edaran itu.
"Kami menyarankan kenapa cuma kami?
Padahal yang perlu dididik itu sebenarnya pasar-pasar tradisional. Tas
daur ulang itu sudah dilakukan apa belum?" kata CEO Kuningan City,
Handaka Santosa saat dihubungi wartawan Rabu (12/6/2013).
Dia meminta
Jokowi dan Ahok memetakan penggunaan kantong plastik di lapangan. Sebab,
jika pusat perbelanjaan yang dimaksud adalah mal, menurut Handaka
justru mereka sudah menggunakan tas plastik yang bisa didaur ulang
sebagai wadah dari hasil transaksi jual beli.
"Saya rasa ide
Gubernur bagus. Ini kan menyangkut lingkungan hidup. Tapi kan ada
seharusnya ada tatap muka, namun sejauh ini belum. Harusnya ketemu
dengan pedagang-pedagang atau pun pengelola mal. Padahal ini bisa
menjadi pendidikan yang baik," jelasnya.
Menurutnya, seharusnya
tak hanya mal yang mendapatkan surat edaran pelarangan penggunaan
kantong plastik. Dia meminta Jokowi dan Ahok juga memperhatikan
penggunaan kantong plastik di pasar tradisional.
"Kalau kita
lihat orang beli bawang di pasar kan plastiknya langsung dibuang. Beda
sama orang belanja di mal. Itu kan kantongnya bagus, bisa dipakai
kembali," tandasnya.
Dihubungi terpisah, Sekjen Asosiasi Pedagang
Pasar se-Indonesia, Ngadiran, menilai kebijakan itu sangat baik. Dia
pun sadar pasar tradisional sebagai tempat yang paling banyak
menggunakan kantong plastik.
Tapi, dia meminta Jokowi dan Ahok juga menyampaikan secara langsung bukan hanya surat edaran tanpa tatap muka.
"Kebijakan
ini baik untuk ramah lingkungan. Seperti mal sudah menggunakan plastik
yang bisa didaur ulang. Nah tapi untuk pedagang pasar sebaiknya
disosialisasikan dulu," jelas Ngadiran saat berbincang dengan
merdeka.com, Kamis (13/6/2013).
Dia yakin pedagang di pasat
tradisional menyambut baik rencana itu. Asalkan diberikan juga solusi
sebagai pengganti kantong kresek itu.
"Saya yakin kebijakan ini
akan didukung asal diinformasikan secara bertahap tidak bisa tiba-tiba,
selain itu berikan juga strateginya agar semua pihak terkait bisa
menerima kebijakan itu," jelasnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar