Kamis, 13 Juni 2013

Beranikah Jokowi Bebaskan Jakarta dari Kantong Kresek?

Plastik menjadi salah satu penyumbang sampah terbanyak di Jakarta. Bagaimana tidak, semua pedagang kini mengandalkan kantong kresek sebagai wadah dagangan mereka.
Padahal, dari sifat zat yang dikandung, plastik tidak dapat didaur ulang apalagi hancur jika menyatu dengan tanah. Alhasil, keberadaan plastik-plastik itu malah merusak lingkungan.
Khusus di Jakarta, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, dari delapan ribu ton sampah, sebanyak 1.060 ton merupakan sampah plastik. Berkaca dari kondisi itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), lantas mengeluarkan Surat Edaran No 6 tahun 2013 mengenai larangan menggunakan kantong plastik bagi pusat perbelanjaan.
Rupanya, usulan Jokowi ini diprotes oleh beberapa pengelola mal di Jakarta. Bukan tak setuju dengan semangat Go Green untuk memperbaiki lingkungan, tapi lebih kepada sasaran yang ini dituju dari surat edaran itu.
"Kami menyarankan kenapa cuma kami? Padahal yang perlu dididik itu sebenarnya pasar-pasar tradisional. Tas daur ulang itu sudah dilakukan apa belum?" kata CEO Kuningan City, Handaka Santosa saat dihubungi wartawan Rabu (12/6/2013).
Dia meminta Jokowi dan Ahok memetakan penggunaan kantong plastik di lapangan. Sebab, jika pusat perbelanjaan yang dimaksud adalah mal, menurut Handaka justru mereka sudah menggunakan tas plastik yang bisa didaur ulang sebagai wadah dari hasil transaksi jual beli.
"Saya rasa ide Gubernur bagus. Ini kan menyangkut lingkungan hidup. Tapi kan ada seharusnya ada tatap muka, namun sejauh ini belum. Harusnya ketemu dengan pedagang-pedagang atau pun pengelola mal. Padahal ini bisa menjadi pendidikan yang baik," jelasnya.
Menurutnya, seharusnya tak hanya mal yang mendapatkan surat edaran pelarangan penggunaan kantong plastik. Dia meminta Jokowi dan Ahok juga memperhatikan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional.
"Kalau kita lihat orang beli bawang di pasar kan plastiknya langsung dibuang. Beda sama orang belanja di mal. Itu kan kantongnya bagus, bisa dipakai kembali," tandasnya.
Dihubungi terpisah, Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar se-Indonesia, Ngadiran, menilai kebijakan itu sangat baik. Dia pun sadar pasar tradisional sebagai tempat yang paling banyak menggunakan kantong plastik.
Tapi, dia meminta Jokowi dan Ahok juga menyampaikan secara langsung bukan hanya surat edaran tanpa tatap muka.
"Kebijakan ini baik untuk ramah lingkungan. Seperti mal sudah menggunakan plastik yang bisa didaur ulang. Nah tapi untuk pedagang pasar sebaiknya disosialisasikan dulu," jelas Ngadiran saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (13/6/2013).
Dia yakin pedagang di pasat tradisional menyambut baik rencana itu. Asalkan diberikan juga solusi sebagai pengganti kantong kresek itu.
"Saya yakin kebijakan ini akan didukung asal diinformasikan secara bertahap tidak bisa tiba-tiba, selain itu berikan juga strateginya agar semua pihak terkait bisa menerima kebijakan itu," jelasnya.


Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar