Aksi belasan rumah sakit swasta mundur dari pelayanan Kartu Jakarta
Sehat (KJS) membuat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) kehilangan
kata-kata. Ia berharap pihak rumah sakit duduk bersama mencari solusi
terbaik.
Jokowi berharap rumah sakit lebih mengedepankan tanggung jawab kemanusiaan.
"Jadi
hanya gara-gara masalah yang berkaitan sama untung dan rugi tahu-thau
mundur, mestinya bicarakan terlebih dahulu, menyampaikan riil apa
keinginan mereka, kemudian fakta riil yang mungkin berkaitan dengan
sistem ekonomi untung-rugi. Kalau punya rasa sosial kemanusiaan terhadap
masyarakat tak mampu, tapi caranya gini saya nggak bisa komentar,"
papar Jokowi.
Hal ini disampaikan Jokowi usai menghadiri
peringatan HUT Lemhannas di Gedung Lemhannas yang bersebelahan dengan
Balaikota di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu
(22/5/2013).
Jokowi berpendapat KJS sangat dibutuhkan masyarakat
Jakarta. Sarjana Kehutanan UGM ini bertekad terus menjalankan program
tersebut.
"Terbukti melonjaknya sampai 50 ribu lebih masyarakat
yang ingin dapat pelayanan itu. Jadi jangan ada coba-coba menghambat
dengan cara-cara yang...," ujar Jokowi tidak melanjutkan ucapannya
tersebut.
Menurut dia, sebaiknya kisruh KJS diselesaikan dengan
cara-cara yang bijaksana. "Kita punya cara-cara yang baiklah, bicara
bisa, ketemu saya bisa," kata suami Iriana ini.
Ada pihak yang
bilang sistemnya salah, Pak? "Sistemnya ini sudah benar tapi dukungan
dari rumah sakit-rumah sakit yang memang perlu ruangan-ruangan ini yang
perlu dikejar. Kalau sistemnya nggak jelas, nggak mungkin rakyatnya
membeludak seperti itu," jawab Jokowi tegas.
Pada hari Minggu 19
Mei 2013, Kadinkes DKI Jakarta Dien Emmawati menyebutkan belasan RS itu
mundur dari KJS karena tidak mau rugi. Pasalnya, nilai klaim yang
diganti Pemprov DKI dinilai terlalu kecil. Sementara itu, Pemprov DKI
berancang-ancang akan menaikkan premi KJS dari Rp 23 ribu/orang/bulan
menjadi Rp 50 ribu.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar