Petugas melakukan eksekusi tanah di Komplek Srikandi, Pulogadung,
Jakarta Timur. Warga sempat melawan, namun eksekusi tetap berlangsung.
Rencananya warga akan mengadukan kasus ini ke Gubernur Jokowi.
"Kami
akan laporkan ke Jokowi dan Komnas HAM," ujar salah seorang warga
Suhadi di lokasi penggusuran yang tak jauh dari Kecamatan Pulogadung,
Jakart Timur, Rabu (22/5/2013).
Suhadi mengatakan saat ekskusi
panitera dan juru sita berencana akan mengekskusi pukul 09.00 WIB. Namun
ekskusi tersebut terjadi pukul 06.00 WIB. "Dieksekusi dengan alat
besar. Ini ada pelanggaran hukum dalam pelaksanaannya. Saya tanya warga
juga tidak ada yang tahu bahwa eksekusi ini sudah dilaksanakan," kata
Suhadi sebelum diamankan petugas.
Hal senada juga dikatakan
Pramono (39), menurutnya ekskusi kali ini seperti serangan fajar.
Pasalnya saat itu anak-anak dan ibu-ibu dikagetkan dengan kedatangan
ribuan petugas. "Kami tidak siap, tiba-tiba langsung diserang pakai gas
air mata. Ibu-ibu lagi aktifitas biasa langsung diserang. Dari pagi kami
hanya bertahan, dan tidak melawan," kata Pramono.
Pramono
mengatakan saat petugas mulai merangsek masuk ke pemukiman warga. Ada
yang melempar batu. "Dua warga terkena lemparan batu, terus banyak anak
kecil yang terkena gas air mata," tuturnya
Hingga saat ini
kondisi sudah kondusif. Sementara itu warga mulai mengamankan
barang-barang miliknya. Aparat kepolisian dan anggota Satpol PP sudah
mulai mundur.
Sementara Kasatpol PP DKI Jakarta, Kukuh Hadi
mengaku sempat terjadi gesekan antara petugas dan warga. Namun, sekitar
pukul 09.00 WIB, warga yang mulai menyadari, merelakan bangunannya
dieksekusi petugas. "Kami di sini hanya minta diminta tolong untuk
membantu eksekusi," kata Kukuh.
Ia membantah kalau ada anggotanya
yang menganiaya. Justru pihaknya menolong dan membantu warga. "Saya
akan tempeleng sendiri kalau ada anggota yang menyakiti warga,"
tegasnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar