DPRD DKI Jakarta tengah merancang interpelasi untuk Gubernur DKI Jokowi.
Rencana itu dilakukan terkait permasalahan sistem klaim pembayaran
tagihan melalui Indonesia Case Basic Groups (INA-CBG's) dalam
menjalankan program Kartu Jakarta Sehat (KJS). Tapi upaya DPRD DKI
menuai kritik. Apa?
"Dalam konteks demokrasi lokal di Jakarta,
tindakan rencana interpelasi oleh DPRD Jakarta tidak dewasa dan
cenderung kekanak-kanakan. Hanya memancing kegaduhan saja, alasan hanya
karena miskomunikasi pemprov-rumah sakit tidak cocok dan kurang berbobot
secara substansi," jelas pengamat politik Apung Widadi saat berbincang,
Sabtu (25/5/2013).
DPRD DKI sudah bergerak. Ada sekitar 30-an
anggota DPRD yang sudah menandatangani hak interpelasi, mereka ingin
meminta keterangan Jokowi soal KJS tersebut.
Apung menilai, soal
KJS, Pemprov dan rumah sakit hanya mengalami kendala di kebijakan saja
bukan hal yang penting terkait konstitusional.
"Kecuali Jokowi korupsi. Itu kan programatik saja, yang harusnya DPRD melihat dari sisi fungsi pengawasan," terangnya.
Langkah
interpelasi malah akan membuat DPRD DKI terkesan mencari-cari panggung
untuk muncul. "Gaduh tapi kurang solutif. DPRD Jakarta perlu belajar,
bahwa mengkritik eksekutif itu juga butuh metodologi. Bukan hanya
sekedar sensasi kegaduhan negatif," tutupnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar