Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, menjadi percontohan
terwujudnya impian Joko Widodo akan program kampung deret. Setelah
peletakan batu pertama pada 2 Mei 2013, warga bahu membahu bergotong
royong membangun kampung mereka menjadi lebih baik.
Di Jalan Tanah
Tinggi I, RT 14 RW 01, para pekerja terlihat terus mengerjakan
pembangunan kampung deret tersebut. Warga setempat turut membantu
pengerjaannya, agar kampung deret pertama ini cepat terselesaikan
pembangunannya.
Para pemuda maupun orang dewasa begitu antusias
membantu juru bangunan yang mengerjakan pekerjaannya. Mulai dari
menurunkan batu dan semen dari truk, melakukan penyemenan dinding serta
pengecoran pondasi. Truk yang membawa bahan-bahan bangunan datang setiap
dua hari sekali.
Saat ini, pembangunan kampung deret sudah mulai
terlihat. Pondasi rumah yang terbuat dari tiang-tiang besi yang ditutup
oleh batu bata yang disemen sudah mulai berdiri di salah satu gang
berukuran sekitar dua meter ini. Di depannya masih terdapat tumpukan
semen, serta batu bata. Hingga Sabtu (25/5/2013) ini, sudah ada 15 rumah
yang sudah terlihat pondasinya.
Rencananya, di kawasan ini akan
dibangun 45 unit rumah dari 85 warga yang tercatat sebagai warga RT 14.
Dari 45 rumah ini ada dua klasifikasi. Untuk warga yang memiliki tanah
kurang dari 50 meter akan dibangun rumah tingkat. Sementara, warga yang
tanahnya lebih dari 50 meter hanya akan dibangun satu tingkat.
Pembangunan
kampung deret ini di targetkan selesai dalam waktu tiga bulan. Dengan
jumlah pekerja 50 orang, dibantu masyarakat sekitar, hal tersebut sangat
mungkin untuk di realisasikan.
"Warga di sini juga selalu
membantu, biar cepat selesai pengerjaannya. Mau hari biasa, mau hari
libur, tetap kita kerjakan, dari pagi sampai jam 17.00," kata Ketua RT
14 Tanah Tinggi, Yasmin, di lokasi pembangunan.
Mustamir (58),
warga RT 14 RW 01 mengaku senang dengan pembangunan kampung deret.
Menurutnya, jika melihat konsepnya, nantinya kawasan ini akan lebih
lebar dan lebih bersih. Untuk itu, warga sekitar selalu membantu. Bentuk
bantuan warga juga beragam, mulai dari ikut melakukan pembangunan,
hingga menjaga bahan bangunan pada malam hari.
Mustamir mengatakan
dirinya akan sangat bahagia jika saat bulan puasa nanti rumahnya sudah
mulai bisa ditempati. Pasalnya, pascakebakaran, Mustamir tinggal di
rumah anaknya yang berada tidak jauh dari kampung deret itu.
"Sudah
dua bulan saya tidak pernah kumpul keluarga, semoga nanti saat puasa,
rumahnya sudah jadi, sehingga suasana puasa menjadi lebih berwarna,"
ujarnya.
Sebanyak 85 rumah di lokasi ini akan ditata menjadi
kampung atau permukiman berderet. Sumber dana untuk menata RW 01, Tanah
Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, ini tidak menggunakan dana APBD
karena disuntik oleh pihak penyumbang. Salah satu alasan menjadikan
Tanah Tinggi sebagai titik pertama realisasi program penataan kampung
adalah karena di lokasi itu pernah terjadi kebakaran besar pada 4 Maret.
Setelah
itu, Jokowi langsung mencari pihak yang mau membantu menyediakan dana
untuk pembangunan permukiman tersebut. Mantan Walikota Surakarta ini
sempat menyebut angka sebesar Rp 4 miliar untuk menata 85 rumah di RW
01, Tanah Tinggi. Jika begitu, estimasinya setiap rumah menghabiskan
dana sekitar Rp 50 juta.
Selain karena bekas lokasi kebakaran,
Tanah Tinggi dipilih menjadi percontohan program penataan kampung karena
jumlah keluarganya hanya 85, lebih sedikit dibanding lokasi lain yang
ditaksir berkisar 400-600 keluarga. Selain itu, seluruh rumah yang
ditata telah bersertifikat dan tak bersengketa.
Setelah di Tanah
Tinggi, program penataan kampung akan dilakukan di 38 lokasi lain.
Sumber dananya melalui APBD DKI 2013, dan saat ini telah masuk proses
lelang.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar