Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyebut ada 3 masalah seputar
Kartu Jakarta Sehat (KJS). Masalah-masalah itu harus segera dibenahi.
"Pertama, RS yang terlalu profit oriented. Terlalu orientasinya keuntungan," kata Jokowi sambil tertawa ha...ha...ha.
Hal ini disampaikan Jokowi di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2013).
Jokowi mengatakan masalah kedua yakni banyaknya biaya-biaya yang tidak dikendalikan dengan manajemen kontrol yang baik.
"Biaya-biaya
yang tidak efisien sehingga angka Rp 23.000 itu masih dirasa tidak
cukup. Baru direkalkulasi lagi," ujar Jokowi yang terbalut seragam
Korpri ini.
Ketiga, lanjut dia, penerapan program pembayaran klaim kesehatan melalui KJS ini menggunakan sistem INA-CBGs.
"Kalau
dulu, nggak ada itu kan orang mau pakai obat apapun kan bisa diputuskan
sendiri. Sekarang kan semuanya diatur dengan sistem," kata dia.
Jokowi
mengaku masih menggodok sanksi-sanksi terhadap RS yang mencabut
pelayanan KJS. Ia juga masih menimbang-nimbang rencana kenaikan premi
KJS.
"Baru hitung-hitungan. Kalau premi dinaikkan, berarti kan
kita harus menambah APBD. Belum (terima). Masih kita rekalkulasi lagi
baru kita bicara," kata dia.
Pria asli Solo ini menolak untuk mengajukan usulan kenaikan APBD setiap terbentur masalah, termasuk KJS.
"Ya
dinaikkan gimana? Kalau dinaikkan ngomong ke dewan dong. Kita juga
tidak mau setiap masalah naikin anggaran. Kita juga mau memperbaiki
sistem-sistem yang sudah lama dan memang sudah dibenahi," papar Jokowi.
Jadi
keputusannya di Dewan? "Kalau budgeting di dewan. Kalau premi juga bisa
di kita tapi kalau premi naik kan budget juga akan naik," jawab Jokowi.
Menurut
dia, diperlukan pembenahan sistem KJS. "Untuk sistem yang berjalan itu
biasa, koreksi perlu diperbaiki, perlu dibenahi itu biasa. Ini bukan
pada sistemnya tapi pada 1, 2, 3 tadi itu," kata Jokowi.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar