Anggota Komisi C bidang Anggaran DPRD DKI Jakarta Ahmad Husen Alaydrus menilai Gubernur Joko Widodo (Jokowi)
salah perhitungan dalam menjalankan program Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Menurut dia, kesalahan itu menyebabkan Rp 1,2 triliun terbuang percuma.
Husein
menilai, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), warga ibukota
yang tergolong miskin sejumlah 1,2 juta jiwa. Tetapi, KJS mengcover 4,7
juta jiwa, yang artinya terdapat 3,5 juta jiwa warga DKI tidak tergolong
miskin juga turut tercover.
"Waktu Jamkesda yang dulu, data
warga miskin yang mendapatkan layanan kesehatan gratis sebanyak 1,2 juta
orang. Data 1,2 juta orang itu sangat jelas. Sedangkan 3,5 juta orang
lainnya tidak jelas datanya. Siapa mereka itu, sampai bisa mendapatkan
KJS. Ini sistem manajemen yang tidak benar," kata Husein di Gedung DPRD
DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Senin (20/5/2013).
Dia menambahkan, dengan salah perhitungan itu jumlah anggaran untuk KJS senilai Rp 1,2 triliun jadi tak berguna.
Menurut
Husein, kesalahan perhitungan itu juga menjadi penyebab mundurnya 16
rumah sakit dari program KJS. Atas hal itu, dia kemudian meminta agar Jokowi segera melakukan perbaikan terhadap sistem KJS.
"Kalau
tidak diperbaiki, walau APBD-nya sampai Rp 1.000 triliun pun, kalau
manajemennya masih seperti ini, ya tetap amburadul, jebol. Karena tidak
jelas siapa yang mendapatkannya. Jokowi
sudah salah perhitungan. Wajar saja kewalahan dengan premi sekecil itu.
Minimal itu premi Rp 40.000 hingga Rp 50.000," terang Husein.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
menilai perlu ada koreksi terhadap sistem KJS. Sebab, menurut dia,
pelaksanaan KJS ternyata masih menggunakan sistem lama yang tidak
efektif.
"Kami ingin perbaiki sistem yang sudah lama, yang memang harus dibenahi," ujar Jokowi di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (20/5/2013).
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar