Persoalan air bersih memang menjadi persoalan yang ikut mewarnai
sejumlah kawasan di Ibukota DKI Jakarta. Terlebih, saat ini pengelolaan
air bersih masih dikuasai oleh dua perusahaan asing asal Perancis yakni
Palyja dan Aetra.
Terkait hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku, akan
memikirkan agar Pemprov DKI bisa mengambil alih kewenangan kedua
perusahan tersebut.
"Ya siap, kita ingin daulat di air, tapi sekarang masih di wilayah hukum
karena di gugat LBH (Lembaga Bantuan Hukum), biarkan dirampungkan dulu
baru kita masuk," katanya di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (5/4/2013).
Diakui mantan Wali Kota Solo ini, PT PAM Jaya selaku perusahaan air
daerah memang tidak bisa melakukan pengelolaan air secara langsung
karena ada perjanjian sebelumnya dengan perusahaan asing.
"Kita tidak bisa full mengelola karena alasan kerjasama seperti itu kan
jadi repot. Gara-gara perjanjian dan kesepakatan jadi enggak jadi,"
imbuhnya.
Selain itu, sambung Jokowi, kendala lain yang juga dihadapi oleh Pemprov
DKI yakni pada masalah anggaran. Alasannya, untuk mengambil alih
perusahaan tersebut harus menggunakan anggaran.
"Pengambil alihan itu harus pakai duit, anggarannya itu tidak sedikit, itu yang baru diproses," simpulnya.
Untuk diketahui, saat ini pengelolaan air Jakarta masih dikuasai
perusahaan asal Parancis, yakni PT Palyja dan PT Aetra Air Jakarta yang
akan berlangsung hingga tahun 2023. Warga juga sudah melakukan gugatan
terkait hal itu karena tidak bisa mengakses air bersih, serta harus
membayar mahal untuk memperolehnya.
Sumber :
jakarta.okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar