Semua tentu ingin memiliki Ibu Kota negara yang indah, modern tapi
ramah. Tapi apa daya, DKI Jakarta belum mampu menjadi kota seperti itu.
Secara estetika masih menyedihkan, belum lagi ketimpangan sosialnya
seakan membenarkan bahwa kota ini memang benar-benar keras.
Sebagai Gubernur, Joko Widodo beberapa kali menyampaikan
keresahannya. Dia khawatir, bila tak segera dibenahi, Jakarta akan
menjadi kota yang kumuh dan suram, dengan masa depan yang tak kalah
suram. Setidaknya, dua kali pria yang akrab disapa Jokowi itu meminta
hal yang sama di dua momen besar yang berbeda.
Pertama,
keresahannya dia lontarkan, Rabu (19/12/2012). Masa-masa bulan madu,
sekitar dua bulan setelah dia dilantik menjadi Gubernur DKI. Di kantor
Wali Kota Jakarta Pusat, di depan semua lurah dan camat se-Jakarta
Pusat, Jokowi membeberkan potret hasil bidikannya selama berkeliling, blusukkan.
Dia menampilkan foto yang mewakili sedikit masalah Ibu Kota. Seperti
taman yang rusak, coretan liar di dinding, dan pedagang kaki lima yang
menjamur di tempat tak seharusnya. Dia meminta semua memiliki rasa
tanggung jawab dan tak saling melemparnya.
Potret yang ditampilkan
Jokowi saat itu membuat semua lurah dan camat seperti tak bisa
berkelit. Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah langsung berjanji dalam
waktu satu pekan wilayahnya bebas dari coretan liar di dinding kota.
"Kalau dicoret, ya cat. Lebih kuat mana, yang nyoret atau yang ngecat?
Yang nyoret kan anak-anak, kita punya anggaran, masa kita kalah?
Optimislah, kita pasti bisa," kata Jokowi, waktu itu.
Di
kesempatan kedua, Jokowi meminta hal yang sama. Namun, saat ini lebih
sakral karena permintaan itu dikaitkan dengan kado untuk Hari Ulang
Tahun (HUT) ke-486 Kota Jakarta yang jatuh pada 22 Juni 2013.
Permintaan itu disampaikan pada Jumat (5/4/2013) sore, di ruang rapat
pimpinan utama, Gedung Balai Agung, Balaikota Jakarta.
Sejumlah
bawahan dan mitra kerja diundang dalam rapat koordinasi penanganan
kebersihan dan keindahan prasarana jembatan, jalan layang, dan underpass dalam
rangka peringatan HUT ke-486 Kota Jakarta. Hadir di rapat tersebut,
Kepala Bappeda DKI Sarwo Handayani, Kepala BPKD Endang Widjayanti,
Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono, Kepala Dinas Pertamanan dan
Pemakaman Widyo Dwiyono Budi, perwakilan Jasa Marga, Jakarta
Propertindo, dan lainnya.
Dalam kesempatan itu, mantan Wali Kota
Surakarta ini menunjukkan potret serupa, dan meminta permintaan yang
sama. Jokowi kembali memunculkan potret mengenai coretan liar,
tiang-tiang fly over dan pembatas jalan yang kusam karena
bertahun-tahun tak dicat, kondisi taman di jalan tol dan non-tol yang
tak terawat, papan reklame liar, dan kekumuhan Jakarta lainnya.
Dalam paparannya, Jokowi menampilkan potret fly over Tubagus Angke, fly over Cawang-Tanjung Priok, dan pembatas jalan di Tol Jagorawi. Sebagai perbandingan, dia menampilkan kondisi fly over di Singapura yang bersih, dan tiangnya ditumbuhi tanaman rambat.
"Kalau seperti ini semua (menunjukkan foto fly over
di Jakarta) ya suram, masa depannya juga bisa suram. Saya minta hadiah
ulang tahun semuanya dicat. Saya minta sebelum ulang tahun, supaya kota
ini terkesan lebih ramah," ujar Jokowi, kemarin.
Sebenarnya,
geliat membenahi dan menata kota telah mulai tampak di seluruh wilayah
Jakarta. Pembersihan coretan liar dan penataan taman terlihat di
beberapa kesempatan, di sejumlah ruas jalan. Namun, tugas besar
berikutnya adalah pemeliharaan serta penjagaan agar semuanya tetap
bersih dan terawat.
Sadar dengan itu, Jokowi meminta Satpol PP
untuk terjun dan melibatkan diri lebih jauh. Tak hanya menjaga
ketertiban di tempat-tempat umum, tapi dirinya juga sempat mengeluarkan
wacana untuk menempatkan beberapa personel Satpol PP khusus untuk
mengamankan Jakarta dari aksi para pencoret liar. Terutama di bawah fly over Cawang-Tanjung Priok yang dianggap Jokowi sebagai daerah paling memerlukan perhatian khusus.
Semangat
membenahi kota, terlebih di momen besar HUT ke-486 Kota Jakarta,
tentunya harus ditunjukkan oleh semua pihak terkait. Waktunya unjuk
gigi, gigih mewujudkan Jakarta yang bersih dan lebih ramah. Kecuali,
jika ingin Jokowi meminta untuk ketiga kalinya.
Sumber :
megapolitan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar