Sabtu, 15 November 2014

Rakyat Demo BBM Naik, Pengusaha ‘Ngakak’ Subsidi Siluman 150 T Dibela

Mantan Komisaris Pertamina Roes Aryawijaya menyatakan rencana pemerintah mengalihkan subsidi BBM dengan cara manaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) kepastiannya belum final.
Menurutnya, banyak pihak yang menolak atas kenaikan BBM, semakin kuat ketika harga minyak dunia sedang turun pada kisaran 80 US dollar per barel.
“Tapi sistemnya dibuat jangan menggunakan subsidi harga,” kata Roes saat menyampaikan pendapatnya dalam diskusi di polemik “Bola Panas BBM” di Warung Daun Cikini, Sabtu (15/11/2014).
Menurutnya, harga BBM harus tetap dinaikan agar sumsidi BBM sampai kepada rakyat kecil, bukan pada pelaku bisnis dan industri. Data yang dimiliki Roes, selama 10 tahun terakhir mulai dari tahun 2004 sampai 2013, selama subsidi itu memakan sistem subsidi harga, maka uang yang dibiayakan dari APBN itu langsung ke perusahaan PT Pertamina dan PT PLN Persero.
Selama sepuluh tahun itu, kata dia, hanya pelaku bisnis dan perusahaan industri yang banyak menerima manfaatnya. Jika dirupiahkan, maka manfaat atau keuntungan yang diterima pelaku usaha itu rata-rata Rp150 triliun, sementara untuk rakyat kecil dan miskin hanya menerima 30 triliun.
“Apakah akan kita biarkan kondisi seperti ini. Saya ingin menyatakan BBM harus dinakikan,” pungkasnya.
Karena itu, masyarakat menjadi sangat terkecoh, seolah-olah dimana-mana demo menentang harga BBM naik, tapi sebenarnya justru memperjuangkan agar pelaku bisnis dan perusahaan industri tetap mendapatkan subsidi BBM ‘siluman’ senilai Rp150 triliun.  [lensaindonesia]

1 komentar:

  1. Kalau kenaikan BBM ditolak DPR...saya usul..yang boleh membeli BBM subsidi warga yang memiliki KIP, KIS dan KKS, caranya...kontrol-nya ada di SPBU....sistem gesek kartu..cocok bisa isi bensin antisipasi kartu palsu...atau jika SPBU melayani bukan pemilik kartu cabut ijinnya

    BalasHapus