Dalam pertemuan KTT G20, Presiden Joko Widodo menyempatkan diri untuk
bertemu Perdana Menteri Australia Tony Abbott. Keduanya membahas
penguatan kerja sama bilateral.
"Pertemuan berjalan sangat lancar. Presiden sampaikan berbagai upaya yg
dibuat untuk meningkatkan performance ekonomi Indonesia," ujar Duta
Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, ketika dihubungi, Sabtu (15/11/2014).
"PM Abbott memberikan sinyal positif untuk bekerja sama demi mewujudkan harapan RI," lanjut Dubes Nadjib.
Sebelumnya, Presiden menyebutkan bahwa Australia sangat penting bagi
Indonesia. Banyaknya mahasiswa Indonesia yang kuliah di Negeri Kanguru,
menunjukkan eratnya hubungan antara kedua negara.
Hubungan Indonesia dengan Australia terus mengalami pasang surut. Kedua
negara sempat mendingin ketika Australia kedapatan melakukan penyadapan
terhadap mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) 2009 lalu.
Namun menjelang akhir masa jabatannya, SBY berupaya untuk melakukan normalisasi hubungan.
Bukan hanya penyadapan saja yang mempengaruhi hubungan kedua negara.
Masalah imigran gelap juga membuat hubungan kedua negara panas.
Ini disebabkan kebijakan Australia yang mendorong kembali para imigran
gelap ke wilayah Indonesia. Padahal imigran itu bertujuan ke Australia
untuk mencari kehidupan baru dan Indonesia hanya menjadi negara transit
yang akhirnya harus menampung mereka. [metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar